Admin
22 April 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Adanya makam yang letaknya di atas Bukit, di Dukuh Manggir, Desa Ngumbul, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, sempat menimbulkan polemik. Sekelompok orang dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) Kabupaten Blora, bahkan sempat hendak membongkar makam yang diduga fiktif tersebut, Minggu (20/4/2025). Lokasi makam tersebut berada di atas bukit. Dari pemukiman warga, menuju ke makam, akses jalannya tampak sudah dibeton. Lantaran, akses jalan menuju makam naik ke atas, arsitekturnya dibentuk model tangga. Jalan menuju makam, juga dikelilingi pohon jati. Butuh waktu 10-15 menit, perjalanan dari pemukiman warga hingga ke lokasi makam tersebut. Di lokasi makam, hanya tampak satu makam saja. Wilayah bukit itu juga masih tampak bebatuan-bebatuan besar alami. Meskipun dengan kondisi tanah berbatu, pohon jati tumbuh subur di sana. Niat DPD PWI LS Blora hendak membongkar makam tersebut, lantaran sempat ada dugaan makam itu telah dikaitkan dengan nasab Ba alawi. Hanya saja, antara DPD PWI LS Blora dengan pengurus makam, dan warga, sudah dimediasi Polsek Todanan. Sehingga rencana pembongkaran makam batal. Kendati batal dilakukan pembongkaran, sekelompok orang DPD PWI LS Blora juga datang ke lokasi mengecek makam tersebut. “Informasi yang kita terima itu kan makam Ba alawi, ternyata terjadi misinformasi. Ternyata belum diba alawikan, sementara kita mediasi, kita tunggu perkembangan lebih lanjut.” "Makam itu katanya masih ada keturunan dari Kerajaan Mataram, nanti kita tindaklanjuti ke Solo, kejelasannya bagaimana, nanti kita kan tahu, ada silsilahnya dari Kerajaan Mataram atau tidak," kata Bendahara PWI LS Blora, Pujianto, saat ditemui di lokasi makam, Minggu (20/4/2025). Lebih lanjut, Pujianto, mengatakan dalam waktu dekat, perwakilan dari PWI LS Blora dengan pengurus makam tersebut akan ke Solo untuk memastikan hal itu. “Nanti saya perwakilan dari PWI LS dan pengurus makam sini, mau ke Keraton Solo untuk memastikan silsilah dari Kerajaan Mataram, kita bergerak secepatnya karena lebih cepat lebih baik. Dan nanti kalau tidak ada, (silsilah), terserah masyarakat sini, mau meyakini ya monggo, yang jelas kita dari PWI LS yang penting makam tidak diba alawikan, tidak ada yang namanya keturunan Ba alawi meninggal di gunung itu tidak ada. Keturunan Ba alawi meninggal pasti di pesisir pantai, tidak ada orang Timur Tengah meninggal di pengunungan nggak ada. Kecuali para Walisongo, itu jelas. Tetapi kalau keturunan Yaman tidak mungkin lah meninggal di pegunungan," jelasnya. Sementara itu, salah seorang Pengurus Makam, Abdul Mukid, merasa kaget dengan adanya kabar rencana pembongkaran makam. "Jadi kami ini kan warga lingkungan makam, kemarin tiba-tiba lihat berita viral di tiktok bahwa hari Minggu ini, akan ada pembongkaran makam, yang di surat itu atas permohonan warga, nah itu warga yang mana, saya nggak tahu. Padahal warga di sini kan kompak sepakat, untuk tidak membongkar makam, ini yang belum kita tahu warga siapa yang laporan ke PWI LS," jelasnya. Lebih lanjut, Abdul Mukid, menjelaskan makam yang ada di atas bukit di Dukuh Manggir, merupakan makam dari Mbah Abdullah Zarqoni atau Ki Ageng Manggir. "Ini sesuai petunjuk dari kiai-kiai kami, yang menelusuri ya. Jadi ini adalah makam Mbah Abdullah Zarqoni atau Ki Ageng Manggir. Jadi prosesnya panjang, Mbah Abdullah Zarqoni itu kalau menurut kiai yang menemukan itu, beliau adalah Priyayi dari Mataram, yang 300 tahun yang lalu beliau uzlah atau nyepi di sini," terangnya. Abdul Mukid menerangkan, berdasarkan informasi yang diterimanya, Ki Ageng Manggir meninggal sejak 300 tahun yang lalu. "Kalau informasi yang saya terima ya (meninggalnya) 300 tahun yang lalu. Tapi makamnya ini ditemukan sekitar tahun 2001," jelasnya. Menurut Abdul Mukid, sebelumnya makam Ki Ageng Manggir tidak sebagus ini, sudah dilakukan perbaikan. Bahkan, pembangunan jalan menuju makam juga merupakan inisiatif dari warga sendiri. "Dulu makamnya itu baru dirumbug gitu. Karena membangun tangga ini, materialnya kan sisa, akhirnya agak dipermanenkan," jelasnya. Pembangunan makam dan jalan menuju makam, dilakukan sejak 2023. Adapun untuk dananya, merupakan swadaya dari masyarakat. "Pembangunan makam ini swadaya dari warga mulai 2023, termasuk pembangunan jalan, tangga naik ke atas itu. Itu inisiatif warga, swadaya tidak memaksa infak untuk warga. Lah kok tiba-tiba mau dibongkar kan ini aneh," terangnya. Abdul Mukid menyampaikan rencana penelusuran makam sempat pernah dibahas oleh pengurus makam dan warga. "Dulu itu sudah ada perencanaan untuk menelusuri, tetapi belum sampai penelusuran selesai ada konflik-konflik ini. Tahu kalau Ki Ageng Manggir ini keturunan Mataram ya dari kiai saya. Ya nanti kita harus menelusuri sampai ke Keraton Solo, untuk kapannya harus ada rembugan dengan warga dulu, karena ke sana kan butuh dana," terangnya. Sementara itu, terkait adanya isu makam telah diba alawikan, Abdul Mukid menepis isu yang beredar itu. "Ya itu mungkin isu yang dibangun oleh pihak sana, ini bukan makam habib atau apa, ini makam Ki Ageng Manggir. Jadi kalau menurut beliau-beliau yang sudah Riyadhah, itu dulu Ki Ageng Manggir ini yang berjuang di daerah sini," jelasnya. Abdul Mukid mengatakan makam Ki Ageng Manggir tersebut juga sudah pernah digelar haul, dan dihadiri oleh berbagai stakeholder. "Sudah pernah (haul) 3 kali, dan dulu tidak ada masalah, dari pemerintah desa datang, tokoh-tokoh, kiai-kiai semua datang, ada masalah itu baru-baru terakhir ini, yang itu pun ada indikasi persoalan pribadi yang melebar ke masalah makam," jelasnya. Selain dari pihak PWI LS, warga dan pengurus makam, pihak kepolisian dan TNI juga turut menjaga agar tidak terjadi gesekan antara warga dengan PWI LS. Kapolsek Todanan, Iptu Joko Sulistya, mengatakan rencana pembongkaran makam batal. Hal itu setelah ada kesepakatan hasil dari mediasi antara warga, pengurus makam, dan PWI LS Blora. "Pembongkaran makam tidak jadi karena hanya salah paham. Situasi aman terkendali. Jadi nggak usah diperpanjang lebar kan," terangnya. Iptu Joko menegaskan untuk sementara makam tersebut akan ditutup. "Ya nanti untuk sementara makam ditutup, cuma itu aja ya nggak usah dipanjang lebarkan. Kegiatan di sini ya hanya memastikan, nggak ada pembongkaran, itu hanya salah paham saja, nggak ada bentrok, situasi aman terkendali," paparnya.