Tersangka Lift Crane Maut RS PKU Blora Terancam 5 Tahun Bui

Polisi menetapkan ketua panitia pelaksanaan pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora, SG, sebagai tersangka kasus jatuhnya lift crane menewaskan lima orang. Tersangka SG terancam 5 tahun penjara. "Kita kenakan pasal 359 KUHP dan atau pasal 360 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara, dan atau 1 tahun penjara," jelas Wakapolres Blora Kompol Slamet Riyanto saat konferensi pers di Mapolres Blora, Kamis (18/4/2025). Dia mengatakan kecelakaan kerja di proyek pembangunan pengembangan RS PKU Muhammadiyah Blora itu menelan 13 korban pada pada Senin (18/2). Lima korban tewas dan delapan lainnya luka-luka. Polisi menilai kecelakaan maut itu terjadi akibat kelalaian.
"Ya betul. Perkara ini yang kita tetapkan adalah karena kelalaiannya. Yang menyebabkan orang luka dan meninggal dunia," jelasnya.
SG merupakan ketua panitia pelaksanaan proyek pengembangan pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora. Dia yang bertanggung jawab penuh atas berlangsungnya proyek tersebut. "Kami telah menetapkan satu tersangka karena ini adalah orang yang bertanggung jawab karena ini adalah ketua panitia pembangunan. Di mana setiap pelaksana pembangunan sepengetahuan yang bersangkutan," jelas Slamet.

SG ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu (16/4). Penetapan tersangka ini dilakukan setelah polisi melakukan pemeriksaan kepada tersangka SG, hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), pemeriksaan saksi-saksi, dan barang bukti lain. "Dari hasil olah TKP kemudian pemeriksaan para saksi-saksi, kemudian didukung alat bukti lainnya, dan barang bukti sudah kita sita. Kemudian dari hasil gelar perkara kita sudah menetapkan bahwa yang bersangkutan pihak SG sebagai tersangka," bebernya. Adapun sejumlah barang bukti yang diamankan polisi yaitu perangkat crane, beberapa dokumen hasil forensik dan visum. Ada juga SK pelaksanaan pembangunan dan surat pernyataan Sebagai informasi, insiden lift crane jatuh itu mengakibatkan lima korban jiwa. Tiga orang dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian pada Senin (18/2). Kemudian korban keempat meninggal pada Minggu (9/2), korban kelima meninggal pada Minggu (9/3). Total 5 orang meninggal dalam insiden maut tersebut.