Admin
15 April 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Kontrasepsi jenis Implan lebih diminati peserta keluarga berencana (KB) jangka panjang. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Blora mencatat sebanyak 27.876 pasangan.
Perencanaan jarak kelahiran perlu menjadi perhatian pasangan suami istri (pasutri). Sebab, dapat mencegah risiko kematian ibu hamil dan bayi terkena stunting.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penduduk Dinas Pengendalian Penduduk (Dindalduk) KB Blora Anton Yuwono mengungkapkan, peserta KB dapat memilih empat metode kontrasepsi jangka panjang.
Yakni IUD (intra uterine device), MOW (Tubektomi), MOP (vasektomi), dan Implan. Rerata masyarakat lebih memilih Implan. Karena metode tersebut tidak membutuhkan waktu lama. Peserta hanya disuntik bius lokal, kemudian dipasang implan. ’’Setelah itu, pasangan bisa langsung bekerja seperti biasa,” katanya.
Anton melanjutkan, sementara untuk IUD atau spiral, pemasangannya berada di dalam rahim. Sehingga, dimungkinkan karena faktor privasi dari pasangan yang ingin program KB, pasutri lebih memilih implan.
Sementara, untuk MOP dan MoW minim peminat. Menurutnya, karena harus melakukan operasi di rumah sakit. Rerata pasangan yang memilih metode tersebut sudah tidak ingin memiliki anak.
Jumlahnya pun sedikit, yakni 183 MOP dan 2.781 MOW. Sementara, untuk IUD sebanyak 6.079 pasangan dan paling banyak metode implan yakni 18.889 pasangan. Anton memaparkan, dari empat metode tersebut, jangka pencegahan kehamilan metode implan paling pendek.
Yakni, ada tiga hingga lima tahun. Sementara, untuk IUD jangka waktunya delapan tahun. Pihaknya menegaskan, program KB yang berjalan bukan melarang orang untuk mempunyai keturunan. Melainkan, untuk mengatur kelahiran.