Admin
13 Maret 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Hampir setahun lebih sejak kebakaran hebat melanda Pasar Ngawen, para pedagang masih harus berjuang dengan kondisi seadanya.
Tanpa kios permanen, mereka terpaksa mendirikan tenda-tenda darurat di lorong-lorong pasar yang tersisa agar tetap bisa berdagang.
Sementara itu, sebagian pedagang lainnya memilih berhenti berjualan karena tidak memiliki tempat yang layak.
Pantauan di lokasi menunjukkan kondisi pasar yang masih terbengkalai. Lapak-lapak darurat berdiri dengan tiang kayu dan atap seadanya.
Pedagang yang bertahan terpaksa berdesakan di antara sisa-sisa bangunan yang hangus terbakar.
Jumlah mereka sekitar 100 hingga 200 pedagang, sementara sisanya—dari total 1.000 pedagang terdampak—pasrah dan menghentikan aktivitas perdagangan mereka.
mengalami musibah kebakaran besar pada 9 Januari 2024 lalu. Akibatnya, total kerugian yang diderita mencapai Rp 30,6 miliar.
Rinciannya, kerugian dari sisi bangunan pasar sebesar Rp 15,5 miliar, sementara 60 pedagang kios mengalami kerugian sekitar Rp 608 juta. Tak hanya itu, sekitar 800 pedagang los menanggung kerugian hingga Rp 14,29 miliar, dan 150 pedagang dasaran kehilangan modal dagang senilai Rp 300 juta.
Meski sudah diajukan permohonan bantuan pembangunan ke Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pekerjaan Umum, realisasi pembangunan pasar baru belum juga dimulai.
Berbagai kunjungan pejabat sudah dilakukan, termasuk peninjauan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Namun, hingga kini belum ada kepastian kapan pembangunan akan dimulai.
Ali, salah satu pedagang yang terdampak kebakaran, mengaku kebingungan karena belum ada kejelasan kapan pasar akan dibangun kembali.
Ia dan rekan-rekan pedagang lainnya harus bertahan di lapak darurat meskipun kondisinya jauh dari nyaman.
"Sudah berkali-kali ditinjau, tapi tetap belum ada pembangunan. Dulu Pak Jokowi juga sudah datang ke sini, tapi sampai sekarang belum ada perkembangan,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Ia menjelaskan bahwa berdagang adalah sumber penghidupan utama bagi dirinya dan banyak pedagang lainnya.
Oleh karena itu, mereka tetap berusaha berjualan meski harus bertahan di bawah terik matahari dan kondisi yang serba terbatas.
"Mau bagaimana lagi? Kalau tidak berdagang, kami tidak punya penghasilan. Jadi meskipun harus berjualan di tenda darurat, tetap kami jalani,” tambahnya.
Para pedagang berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan Pasar Ngawen agar mereka bisa kembali berjualan dengan normal.
Selain itu, mereka juga meminta adanya solusi sementara yang lebih layak, seperti penyediaan tempat berdagang yang lebih tertata dan nyaman.
“Kami butuh kepastian. Jangan hanya ditinjau tanpa ada realisasi. Kami berharap pembangunan pasar ini bisa dipercepat agar kami bisa kembali berjualan dengan lebih baik,” pinta Ali.
Dengan kondisi yang masih belum jelas, para pedagang Pasar Ngawen terus berjuang bertahan. Namun, mereka tetap berharap pemerintah segera turun tangan dan memberikan solusi nyata atas permasalahan yang mereka hadapi.(*)