Admin
28 November 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Wacana penerapan enam hari sekolah dalam sepekan di Jawa Tengah mulai memunculkan respons dari para pelajar. Salah satu suara penolakan datang dari Ketua OSIS SMAN 1 Blora, Natasya Fadli Wibowo, yang menilai kebijakan ini berpotensi menggerus waktu istirahat siswa. Natasya mengatakan banyak siswa masih membutuhkan keseimbangan antara tugas akademik dan waktu untuk keluarga serta pengembangan diri. "Kita butuh waktu untuk istirahat, kita butuh waktu untuk bersama keluarga dan kita butuh waktu untuk mengeksplor diri di luar dari jam pembelajaran," ujarnya di SMAN 1 Blora, Selasa (25/11/2025).
Waktu Istirahat Dinilai Berkurang, Efektivitas Dipertanyakan
Menurut Natasya, perubahan dari lima hari menjadi enam hari sekolah tidak memberikan dampak signifikan terhadap waktu pulang. Ia menyebut jeda waktu antara pulang jam 14.00 WIB dan 15.30 WIB tidak cukup memberi efek bagi siswa. "Ketika 5 hari sekolah itu pulangnya 15.30 WIB dan ada wacana ketika 6 hari sekolah pulangnya jam 14.00 WIB. Menurut saya itu renggang antara waktu di jam 14.00 WIB hingga jam 15.30 WIB itu cukup sedikit. Jadi tidak ada bedanya," katanya. Walau mengakui sering merasa lelah pulang sore, ia menyebut kondisi itu masih wajar sebagai bagian dari proses belajar. "Jika dikatakan capek memang kita capek sebagai pelajar tapi memang itulah tugas sebagai pelajar untuk ilmu. Tapi kita ketika dipulangkan jam dua siang di masa 6 hari sekolah, bagi saya itu sama saja," lanjutnya.
Setuju Enam Hari Sekolah Jika Jam Pulang Dimajukan
Natasya mengatakan dirinya baru dapat mempertimbangkan sistem enam hari jika jam pulangnya tidak melewati pukul 13.00 WIB. Namun, informasi yang ia peroleh menunjukkan jam pulang tetap dijadwalkan pukul 14.00 WIB. "Maka dari itu kita bisa menyimpulkan tidak ada bedanya ketika 5 hari atau 6 hari sekolah," ujar Natasya.
Tetap Akan Patuh jika Kebijakan Diterapkan
Meski menyampaikan keberatan, Natasya menegaskan bahwa ia dan teman-temannya akan tetap mengikuti aturan jika pemerintah resmi menetapkan kebijakan sekolah enam hari. "Jika kebijakan pemerintah memang mengharuskan untuk 6 hari dan saya yakin pasti pemerintah memiliki dampak positif sendiri atau tujuan tersendiri untuk kebijakan pendidikan, saya setuju dengan enam hari," katanya.