Admin
26 November 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Blora menyatakan setuju dengan wacana Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk kembali menerapkan sekolah enam hari bagi jenjang SMA/SMK. Kebijakan itu dinilai dapat menyamakan durasi belajar dengan jenjang SD dan SMP yang sudah lebih dulu menerapkan enam hari sekolah. Ketua PGRI Kabupaten Blora, Yatni, mengatakan penyelarasan hari belajar akan menciptakan keseragaman antarsatuan pendidikan. “Kalau kami agar nanti ada kesamaan dari semua satuan pendidikan karena selama ini SD dan SMP yang pendidikan dasar itu enam hari. Jadi agar ada kebersamaan, kesamaan nanti idealnya bisa sama enam hari,” ujarnya usai upacara Hari Guru Nasional (HGN) di Alun-alun Blora, Selasa (25/11/2025).
Pernah Enam Hari, Berubah Jadi Lima Hari
Menurut Yatni, SMA/SMK sebelumnya juga menerapkan sekolah enam hari. Perubahan ke lima hari dilakukan untuk memberi ruang lebih banyak bagi siswa berkumpul bersama keluarga. “Tujuan awal dibuat lima hari itu agar anak-anak punya waktu lebih lama bersama keluarga,” katanya. Namun, kebijakan lima hari sekolah dianggap menimbulkan persoalan baru. Jam belajar yang dipadatkan membuat siswa pulang terlalu sore sehingga dianggap kurang efektif. “Dari sisi kemampuan anak menerima pembelajaran, jadwal yang panjang sampai sore menjadi beban tersendiri, baik secara fisik maupun penerimaan materi,” jelas Yatni. Ia menilai pembelajaran enam hari dalam seminggu dapat menjadi solusi karena durasi belajar tidak perlu dipadatkan dalam waktu yang panjang. “Kalau enam hari, mungkin tidak sampai sore. Itu bisa jadi pertimbangan,” katanya.