Admin
18 November 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Belasan rumah di RT 4 RW 8 Kelurahan Cepu, Kecamatan Cepu, Blora rusak parah buntut erosi Sungai Ngebok yang terjadi pada Minggu, 16 November 2025. Dari data yang dihimpun pihak Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, setidaknya 16 rumah rusak. Terdiri dari 6 rumah rusak berat, 9 rumah rusak sedang dan 1 rumah rusak ringan. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Blora, Agung Tri mengatakan pihaknya segera terjun ke lokasi kejadian setelah mendapatkan laporan dari masyarakat. "Sudah kami data dan tim kita sudah bantu evakuasi warga terdampak,” ujarnya, Senin, 17 November 2025.
Agung Tri menjelaskan hujan lebat yang terjadi beberapa hari yang lalu mengakibatkan arus sungai Nglebok menggerus tebing di sekitar pemukiman warga. "Sudah pernah longsor sebelumnya. Dan kemarin merupakan longsor susulan yang akhirnya mengakibatkan kerusakan di rumah warga," jelasnya. la menambahkan, jika dinas terkait telah dihubungi untuk membantu menangani sebanyak total 16 rumah longsor akibat erosi sungai tersebut. "Sudah kita laporkan dan kita koordinasikan dengan dinas lain agar segera mendapatkan penanganan," katanya. Dikonfirmasi terkait kejadian tersebut, Kepala Bidang Sumber Daya Alam (SDA) Dinas PUPR Kabupaten Blora, Surat, membenarkan adanya longsor di wilayah timur Kecamatan Cepu, tepatnya di Kelurahan Cepu RT 004 RW 08 lingkungan Nglajo.
la menjelaskan bahwa pengerukan sungai tahun lalu tanpa pembangunan talud atau bronjong menyebabkan beberapa rumah retak, bahkan sebagian tembok ambrol. Saat ini, kata dia, DPUPR dan BPBD sedang memantau dua titik longsor di lokasi tersebut. "Kita sudah cek ke lokasi longsor (erosi sungai/red) kemarin," jelasnya. Dengan sinergi dengan BPBD dan Pemerintah Kelurahan, pihaknya melakukan upaya penanganan bencana tersebut. "DPUPR Blora berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pemerintah kelurahan, untuk segera mengajukan bantuan teknis kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan BBWS Bengawan Solo," tandasnya. la menegaskan bahwa DPUPR memprioritaskan penanganan longsor di lokasi yang berdampak langsung pada aktivitas warga, seperti permukiman dan jalan lingkungan. Meskipun demikian, Surat, menyampaikan bahwa keterbatasan anggaran daerah menjadi tantangan dalam penanganan bencana di Blora. Meski begitu, DPUPR tetap berupaya maksimal agar masyarakat terdampak bisa beraktivitas dengan aman.