Sekolah dan Pemkab Blora Tindak Lanjut Kasus Bullying Siswa SMP

BLORA – Sebuah video perundungan yang memperlihatkan seorang siswa SMP di Kabupaten Blora menjadi korban kekerasan teman-temannya telah memicu respons cepat dari sekolah, pihak keluarga, serta pemerintah daerah.

Kejadian bermula ketika sebuah video berdurasi singkat tersebar melalui aplikasi perpesanan, menunjukkan siswa yang tengah tertidur di meja kelas kemudian dibangunkan secara kasar, digampar dan dihentak oleh beberapa temannya. Korban hanya tampak pasrah, menundukkan kepala dan melindungi bagian kepalanya. 

Pihak sekolah membenarkan insiden tersebut dan menyebut motifnya “iseng” atau guyonan yang berlebihan. Kepala sekolah menyampaikan bahwa kejadian itu terjadi pada hari Selasa lalu, dan sehari setelahnya sekolah memanggil para pelaku, korban, serta orang tua masing-masing.

Keluarga korban menyatakan bahwa anaknya tidak hanya sekali mengalami intimidasi, baik secara fisik maupun verbal. Setelah video tersebar, orang tua korban langsung melapor ke pihak sekolah dan meminta perlindungan kepolisian agar tidak terjadi pengulangan.

Menanggapi kasus ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Blora menyatakan akan memanggil kepala sekolah yang bersangkutan untuk klarifikasi, bekerja sama dengan pihak kepolisian dan dinas sosial guna pendampingan korban dan pelaku. “Jika diperlukan, kami akan fasilitasi konsultasi ke psikolog agar kesehatan mental siswa tetap terjaga,” ujar pejabat dari Dinas Pendidikan. 

Sementara itu, ‎Arief Rohman selaku Bupati Blora mengungkapkan bahwa insiden ini menjadi momentum untuk memperkuat pengawasan dan pembinaan karakter di lingkungan sekolah. Ia menyatakan akan mengumpulkan para kepala sekolah agar perundungan dapat dicegah secara menyeluruh.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa “canda” di kalangan pelajar bisa berubah menjadi tindakan yang merugikan dan melukai. Sekolah, orang tua, dan pemerintah daerah memiliki peran sentral dalam menciptakan ruang belajar yang aman, ramah anak, dan bebas dari kekerasan. Diharapkan proses penanganan dan pendampingan yang sedang berjalan membawa hasil positif bagi korban, pelaku dan lingkungan sekolah secara keseluruhan.