Admin
11 November 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
BLORA – Sebanyak 33 siswa dari Kabupaten Blora dipanggil oleh pihak kepolisian, karena diduga terlibat dalam kasus perundungan. Pemanggilan dilakukan oleh Polsek Blora Kota dengan dukungan dari orang tua masing-masing siswa. BeritaJateng.id
Kapolsek Blora Kota, AKP Rustam, mengatakan bahwa para siswa tersebut saat ini masih dalam tahap dimintai keterangan untuk mengurai peran dan keterlibatan masing-masing. “Keterkaitan berbagai peran masih kita dalami. Masih dimintai keterangan dari masing-masing siswa,” ujarnya pada Senin, 10 November 2025. BeritaJateng.id
Dalam proses pemanggilan tersebut, pihak sekolah memfasilitasi koordinasi dengan kepolisian namun sebagian orang tua belum hadir ke kantor polisi. “Yang datang sekitar 20 orang tua. Ini yang memanggil dari pihak sekolahan, kami hanya memfasilitasi dan memberikan arahan di kantor kepolisian,” kata AKP Rustam. BeritaJateng.id
Menindaklanjuti kasus ini, pihak kepolisian akan melakukan pembinaan berupa sanksi disiplin dan bekerja sama dengan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Blora (UPPA) untuk menangani siswa karena masih di bawah umur. “Selanjutnya absensi rutin seminggu dua kali. Namun di unit PPA Polres Blora karena ini masih anak-anak, biar ditangani PPA Polres Blora langsung,” ujar AKP Rustam. BeritaJateng.id
Sementara itu, dari pihak sekolah, diwakili oleh Ainur Rofiq, menyampaikan bahwa pertemuan antara keluarga siswa terduga pelaku dan korban telah dilakukan melalui koordinasi bersama ﹙antara lain﹚ Dinas Sosial P3A Kabupaten Blora, Dinas Pendidikan Kabupaten Blora dan UPPA Polres Blora. “Kalau sudah seperti itu (insiden perundungan, red) kita lakukan penyelesaian dengan lintas sektoral. Jadi saya tidak bisa bergerak sendiri tanpa sepengetahuan dinas sosial, dinas pendidikan dan kepolisian,” ujarnya. BeritaJateng.id
Dari hasil mediasi, disepakati bahwa beberapa siswa pelaku dan provokator akan pindah sekolah. “Ini (pemindahan sekolah) tidak ada paksaan. Ada 4 orang (siswa) yang pindah sekolah. Lalu orang tua dari pelaku juga sudah menyadari hal itu, menerima tanpa ada paksaan,” terang Ainur Rofiq. BeritaJateng.id
Lebih lanjut, pihak sekolah mengaku sangat prihatin dan menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Blora atas terjadinya kejadian tersebut. “Saya mohon maaf kepada masyarakat Blora, terjadi peristiwa seperti ini. Saya dengan teman-teman guru sangat prihatin, karena pendampingan kami terhadap anak tidak habis-habis. Tapi masih saja kecolongan,” tambahnya. BeritaJateng.id
Kejadian ini bermula dari tersebarnya sebuah video berdurasi 25 detik yang memperlihatkan aksi perundungan di toilet salah satu sekolah di Blora. Dalam video itu, korban tampak melindungi kepala dari pukulan pelaku, sementara puluhan siswa menonton dan bersorak saat pukulan tersebut terjadi.
Langkah cepat pihak sekolah bersama kepolisian dan dinas terkait patut diapresiasi. Namun kasus ini menegaskan pentingnya pengawasan, edukasi dan pendampingan yang konsisten terhadap siswa—baik di lingkungan sekolah maupun di luar. Semoga tindakan preventif dan pembinaan yang dilakukan mampu mencegah kejadian serupa di masa mendatang.