Admin
23 Oktober 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora menyelenggarakan apel untuk memperingati hari santri di Alun-alun Blora, Jawa Tengah, pada Rabu (22/10/2025). Para Aparatur Sipil Negara (ASN), santri dan santriwati hingga sejumlah instansi turut mengikuti upacara tersebut yang langsung dihadiri oleh Bupati Blora, Arief Rohman sebagai pembina apel. Para ASN laki-laki tampak kompak menggunakan sarung, baju koko putih, dan peci hitam, sementara para ASN perempuan menggunakan baju muslimah. Sedangkan bagi yang selain beragama islam dapat menyesuaikan dengan suasana tersebut. Salah satu ASN, Fiqri Hidayat mengaku diimbau oleh pimpinan untuk menggunakan pakaian tersebut.
Hal itu Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tanggal 15 Oktober 2015 tentang Hari Santri dan Surat Edaran Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2025 tanggal 24 September 2025 tentang Panduan Pelaksanaan Hari Santri 2025. "Kami sebagai ASN, tetap mengikuti arahan dari pimpinan," ucap Fiqri usai pelaksanaan apel. Dengan menggunakan pakaian tersebut di hari kerja, Fiqri teringat masa dulu saat masih menjadi santri di pondok pesantren. "Ya ini cukup menarik, karena hanya setahun sekali menggunakan pakaian khas santri dan ini mengingatkan waktu jaman dulu menjadi santri," terang dia yang kini menjabat sebagai Lurah Kunden.
Diimbau Bupati, setahun sekali
Sementara itu, Bupati Blora, Arief Rohman memang mengimbau kepada para ASN dan karyawan di organisasi perangkat daerah (OPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk menggunakan pakaian santri pada hari santri. "Ya ini tradisi setahun sekali kita pakai sarung pakai putih-putih. Nah, ini dalam rangka untuk meningkatkan kecintaan kita untuk para santri dan pesantren yang ada di Kabupaten Blora," ujar dia seusai apel. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengakui banyak santri yang saat ini menduduki jabatan strategis di Indonesia. Dirinya mencontohkan, ada santri yang pernah menjabat sebagai Presiden seperti Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, kemudian menjabat sebagai Wakil Presiden seperti Ma ruf Amin, ada juga yang menjabat sebagai gubernur hingga bupati. "Jadi, santri harus PD (percaya diri). Santri bisa jadi presiden, Gus Dur. Santri bisa jadi wakil presiden, ada Kiai Ma ruf Amin, jadi gubernur, wagub, jadi bupati kayak saya ini juga dulu dari santri juga dan juga lainnya dari polisi, tentara dan yang lainnya bisa berperan di mana-mana," terang dia. Sebagai bupati sekaligus seorang santri, Arief merasa bangga dengan keberhasilannya mewujudkan peraturan daerah (perda) pesantren. "Dengan adanya perda tentang pesantren, ke depan semoga kita bisa hadir untuk mendukung apa yang menjadi program-program pesantren dalam rangka ikut membantu peningkatan sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Blora," kata dia.