Admin
25 September 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Suasana di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ngawen 1, Blora tampak begitu sibuk. Sejumlah ibu-ibu dengan cekatan melakukan pemorsian menu dalam ompreng alumunium. Mereka saling berbagi peran, ada yang menambahkan nasi kuning, salad buah, hingga menu lapis daging sapi ke ompreng. Setelah semua ompreng terisi dengan menu, mereka kemudian menutupnya, dan siap untuk didistribusikan ke penerima manfaat. Mitra Dapur SPPG Ngawen 1, Febrian Chandra, menjelaskan sejumlah menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang hari ini disajikan. "Menu kita hari ini ada nasi kuning bawang goreng, lapis daging sapi, salad buah, acar selada dan kering tempe," terangnya, saat ditemui di Dapur SPPG Ngawen 1, Rabu (24/9/2025).
Lebih lanjut, Chandra, menjelaskan untuk menyajikan menu lapis daging itu, dengan menyembelih seekor sapi. Menurutnya dengan anggaran yang ada, masih mencukupi untuk menyiapkan menu seperti itu. Pihaknya, menyebut sudah tiga kali menyajikan menu daging sapi selama dapur SPPG Ngawen 1 beroperasi. Pasalnya, biaya per porsi menu MBG dibagi menjadi dua, yakni porsi besar Rp 15.000. Rinciannya, maksimal Rp 10.000 dialokasikan untuk bahan pangan, Rp 3.000 untuk biaya operasional, dan maksimal Rp 2.000 untuk biaya sewa. Kemudian porsi kecil, Rp 13.000, rinciannya Rp 8.000 untuk bahan pangan, Rp 3.000 untuk biaya operasional, dan Rp 2.000 untuk biaya sewa. "Setelah kita terapkan dengan menu yang ada hari ini dan anggaran yang kita dapat, itu cukup dan kebetulan menu ini juga tidak hanya sekali ini saja, kita juga sudah menerapkan beberapa kali di beberapa waktu yang lalu seperti itu. Kalau tidak salah mengingat itu sudah tiga kali," jelasnya.
Selama beroperasi, SPPG Ngawen 1 juga sempat mendapat komplain dari penerima manfaat. Chandra mencontohkan komplain yang diterima itu seperti ada menu yang kurang. Dengan mendapatkan komplain itu pihaknya juga langsung menindaklanjutinya. "Jujur saja hal itu (komplain) pernah kita terima, tapi komplainnya bukan terkait komplain masalah menu ataupun komposisi menu kita, tapi seperti mohon maaf penyajian waktu itu kurang timun satu, atau kurang buah. Tapi setelah kita menerima komplain itu, langsung kita susulkan hari itu juga menu yang kurang ke penerima manfaat," jelasnya.
Pihaknya, menegaskan selalu terbuka dengan komplain yang ada, dan siap mengevaluasi jika ada masukan dari penerima manfaat. Chandra juga mengatakan penerima manfaat atau masyarakat umum juga bisa ikut mengawasi menu MBG yang disajikan. Sebab SPPG Ngawen 1, setiap hari selalu update terkait menu MBG yang didistribusikan ke penerima manfaat. "Kita sangat terbuka, jadi setiap kali kita menyajikan menu, setiap hari kita itu update dan kita upload di medsos kita itu ada di TikTok dan Instagram SPPG Ngawen 1. Itu kita tampilkan apa adanya. Jadi, yang kita sajikan itu juga apa adanya sesuai dengan gambar atau video yang kira upload. Apabila itu tidak sesuai, maka kita menjamin akan kita ganti seperti itu. Dan kita juga terbuka terkait komen-komen, itu pun juga banyak masukan kritik di situ. Makanya kita juga terus melakukan perbaikan," jelasnya. Chandra menyampaikan untuk mensukseskan program MBG dari pemerintah pusat ini, salah satu hal yang penting diperhatikan yakni komunikasi. "Jadi, kita sebagai mitra dapur itu juga harus membangun komunikasi yang baik antara sasaran penerima manfaat, murid, atau orang tua, guru, bahkan dengan masyarakat yang apa melihat ini kita sangat terbuka seperti itu," paparnya.