Bupati Blora Soroti Bahaya Sumur Tua di Tengah Permukiman, Minta Masyarakat Taati Regulasi

Bupati Blora, Arief Rohman, menegaskan pentingnya aspek keselamatan dalam pengelolaan sumur tua minyak dan gas bumi, terutama yang berlokasi di sekitar permukiman warga. Ia menyatakan bahwa jika risiko yang ditimbulkan terlalu tinggi, pemerintah tidak akan ragu untuk menutup operasi tersebut. Pernyataan ini disampaikan dalam sosialisasi Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025 yang diadakan bersama SKK Migas, Pertamina, dan Forkopimda Jawa Tengah di Hotel Gumaya, Semarang, pada Rabu (17/9/2025). “Sumur-sumur yang lokasinya di tengah permukiman dan membahayakan masyarakat, ini tentu harus menjadi pertimbangan agar kejadian (ledakan sumur ilegal) di tempat kami tidak terulang di tempat lainnya,” ujar Arief dalam sambutannya. Arief menambahkan bahwa legalisasi pengelolaan sumur tua oleh BUMD, koperasi, maupun UMKM dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, termasuk membuka lapangan kerja.

Namun, ia menekankan bahwa keselamatan harus tetap menjadi prioritas utama untuk menghindari insiden yang merugikan warga. Oleh karena itu, setiap tahapan verifikasi dan perizinan tidak boleh diabaikan oleh masyarakat atau pelaku usaha migas. Bupati Arief juga menyatakan bahwa Pemerintah Daerah siap mendukung kebijakan pemerintah dengan melibatkan berbagai unsur terkait, seperti kepolisian, TNI, kejaksaan, dan Dinas Lingkungan Hidup dalam pengawasan. “SKK, ESDM maupun Pertamina ini tadi sudah memberikan arahan, bagaimana faktor keselamatan menjadi perhatian,” lanjutnya. Meskipun pengelolaan sumur tua berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, Arief menegaskan bahwa keselamatan masyarakat tidak boleh dikorbankan. “Muara dari regulasi ini memang peningkatan lifting migas. 

Kita dukung dalam rangka membantu perekonomian masyarakat, menyerap tenaga kerja karena sampaikan triwulan pertama itu di Blora pertumbuhan ekonomi kami itu sempat mencapai 7,5 persen. Ini salah satunya adalah faktor dari pertambangan ini,” bebernya. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah, Agus Sugiharto, mencatat lebih dari 3.136 sumur migas masyarakat di Blora. “SKK, ESDM maupun Pertamina ini tadi sudah memberikan arahan, bagaimana faktor keselamatan menjadi perhatian,” lanjutnya. Meskipun pengelolaan sumur tua berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, Arief menegaskan bahwa keselamatan masyarakat tidak boleh dikorbankan. “Muara dari regulasi ini memang peningkatan lifting migas. Kita dukung dalam rangka membantu perekonomian masyarakat, menyerap tenaga kerja karena sampaikan triwulan pertama itu di Blora pertumbuhan ekonomi kami itu sempat mencapai 7,5 persen. Ini salah satunya adalah faktor dari pertambangan ini,” bebernya. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah, Agus Sugiharto, mencatat lebih dari 3.136 sumur migas masyarakat di Blora.

Ia mengungkapkan bahwa sumur migas yang berlokasi dekat permukiman kemungkinan besar akan dihentikan operasinya. “Kalau sumur migas di pemukiman warga yang jaraknya cuma 3 meter, kan banyak di Blora itu, lah itu apakah nanti diizinkan kalau seperti itu bahayanya? Tentunya selain melihat manfaat, kita juga lihat mudharat yang dipertimbangkan. Kalau nanti mudharatnya membahayakan, lebih tinggi daripada manfaatnya, ya lebih baik di-close,” tegas Agus. Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga keselamatan masyarakat sekaligus mendukung pengembangan ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab.