Admin
10 September 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Batik Ciprat Harapan Mandiri Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, menjadi bukti pemberdayaan penyandang disabiltas yang menghasilkan karya menawan dan harga ramah di kantong. Program ini diprakarsai oleh Kepala Desa Kedungwungu, Marsoni, yang sangat peduli dengan penyandang disabilitas di wilayah desanya. Fitria Rusmiyati, pemilik Batik Ciprat Harapan Mandiri, menjelaskan bahwa usahanya berdiri pada 20 April 2018 yang bermula dari adanya program dari Dinsos Blora untuk pelatihan batik bagi penyandang disabilitas di Temanggung.
Batik ciprat penyandang disabilitas beralamat di Dukuh Gayam Desa Kedungwungu RT 10/RW 03 Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. “Karena tidak ada tempat yang pasti, keberadaan dan pelatihan batik ciprat lokasinya sering berpindah-pindah. Berawal dari Desa Tinapan, di Kantor PKK Kedungwungu, hingga berakhir di rumah kami,” terang Fitria Rusmiyati, Senin (08/09) kemarin.
Ia sangat berharap potensi batik ciprat yang dikelolanya bisa dibuatkan rumah produksi. Meski belum memiliki rumah produksi, dalam sebulan mampu memproduksi sebanyak 100 potong kain batik ciprat. Dijelaskannya, batik ciprat dengan ukuran 2 meter x 115cm dijual dengan harga Rp150.000 per buah. “Untuk harga bervariasi sih, dari harga Rp130.000,00 sampai dengan Rp150.000,00 per buah,” jelasnya.
Fitria menyebut, batik ciprat harapan mandiri telah mengikuti pada beberapa event pameran, di antaranya Pameran Pembangunan Blora, Blora Fashion Week, Apkasi Otonomi Expo dan Festival Blora Se-Abad Pramoedya Ananta Toer. “Harapan kami untuk pembuatan batik ciprat bersama anak-anak disabilitas lebih diperhatikan agar bisnis yang mengkaryakan para disabilitas ini tetap bertahan kedepannya” harapnya.