Admin
09 September 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
BLORA – Kondisi tanah pertanian di Kabupaten Blora memprihatinkan. Sebab kadar C-organik tanah di beberapa daerah di bawah 2%. Padahal 2% termasuk kategori rendah.
Sekretaris Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora Lilik Setyawan menjelaskan pihaknya pernah melakukan melakukan riset.
Hasil penelitian itu menunjukkan jika tanah pertanian di Blora memprihatinkan.
"Kandungan C-organik rendah. Bahkan ada yang sangat rendah," tuturnya.
Menurutnya rendahnya C-organik itu lantaran petani sudah puluhan tahun menggunakan pupuk kimia. Sehingga tanpa disadari mendegradasi kesuburan tanah.
Menyikapi hal itu pihaknya mencoba berinovasi mencari solusi. Yakni menciptakan gerakan sejuta kotak umat (Geseku).
Yakni mengajak petani membuat pupuk organik sendiri dari kotoran ternak.
"Solusinya mudah. Mudah karena itu di sekitar kita," paparnya.
Menurutnya Blora dengan populasi ternak terbesar di Jawa Tengah menjadi potensi untuk solusi yang ada.
Sehingga DP4 gencar melakukan sosialisasi pembuatan Gaseku.
"Yakni memindahkan kotoran ternak. Yang potensinya banyak sekali. Terbesar di Jateng. Memindahkan kotoran ternak dari kandang ke sawah," imbuhnya.
Hanya perlu ada perlakuan khusus, yakni ada proses fermentasi. Sehingga kualitas pupuk saat disebar ke sawah baik.
"Proses pembuatan pupuk organik relatif ya. 1-3 bulan. Sementara kalau proses penyuburan lahan, ya semakin banyak pupuk organik hasil fermentasi yang ditaruh ke sawah maka semakin cepat subur," tuturnya.
Namun menurutnya hal itu tak mudah. Sebab petani sudah terbiasa pakai pupuk kimia.
Sehingga pihaknya mengajak berbagai elemen menggencarkan penggunaan pupuk organik.
"Dari petani perlu didorong. Meski teknologi ini mudah dan simple, memindahkan gak semudah itu. Perlu kerjasama semua pihak mengajak ini," tambahnya.