Admin
02 September 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Pemerintah Kabupaten Blora secara resmi mencabut status tanggap darurat pasca Insiden kebakaran sumur minyak rakyat ilegal di Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo. Meskipun telah dinyatakan aman, ratusan warga masih enggan kembali ke rumahnya karena trauma mendalam akibat insiden maut yang telah menewaskan empat orang warga, dan satu balita yang hingga saat ini masih dalam perawatan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Setelah 15 hari pasca insiden maut yang menghanguskan sumur minyak rakyat ilegal, Pemerintah Kabupaten Blora bersama Pertamina mengumumkan bahwa kondisi di lokasi sudah aman. Pengumuman ini disampaikan Bupati Blora, Arief Rohman dan Ahmad Setiadi selaku Head Comm Rels & CID Zona 11 pada Senin, 1 September 2025 sore dan diikuti dengan pencabutan secara resmi status tanggap darurat, menandakan bahwa situasi sudah aman terkendali.
Namun, kabar baik ini tidak serta-merta membuat warga lega. Ratusan warga mengaku masih merasa trauma dan memilih untuk tetap mengungsi di rumah tetangga atau kerabat. Mereka enggan kembali ke rumah masing-masing, meskipun pemerintah dan Pertamina telah menjamin keamanandi titik lokasi dan sekitarnya. Bupati Blora, Arief Rohman, menjelaskan bahwa kondisi sumur minyak yang terbakar saat ini sudah sepenuhnya aman. Ia mengimbau warga untuk bersedia kembali ke rumahnya agar kehidupan bisa kembali normal. “Rumah-rumah warga yang rusak akibat kebakaran juga akan kami upayakan bantuan agar bisa kembali mereka tempati,” ujar Arief Rohman. Sebagai bentuk kepedulian, Bupati juga menyerahkan bantuan sembako bagi warga yang selama ini berada di pengungsian. Bantuan ini harapannya dapat meringankan beban mereka dan membantu proses pemulihan.
Sementara Ahmad Setiadi menambahkan bahwa Pertamina telah berupaya membantu semaksimal mungkin. Mulai dari pemadaman hingga proses akhir sementing dan selanjutnya dierahkan kembali kepada Pemkab Blora. “Ini menjadi pembelajaran kedepan, bahwa pengeboran yang tanpa SOP dapat membahayakan bagi keamanan dan keselamatan. Harapanya hal ini tidak terulang lagi,” ujanya. Acara tertandai dengan peletakan batu pertama pembangunan monumen tugu di lokasi titik sumur rakyat ilegal yang terbakar, sebagai tanda pengingat peristiwa maut di desa tersebut.