Admin
02 September 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Dalam upaya menjaga situasi yang damai dan kondusif di Kabupaten Blora, berbagai elemen masyarakat melakukan deklarasi penolakan terhadap aksi kekerasan dalam penyampaian pendapat di muka umum. Kegiatan ini berlangsung di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Senin (1/9/2025). Deklarasi tersebut ditandatangani langsung oleh Bupati Blora Arief Rohman, Wakil Bupati Sri Setyorini, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Blora, serta perwakilan organisasi masyarakat, aktivis, tokoh agama, hingga perguruan silat yang ada di Blora. “Hari ini kita melaksanakan deklarasi damai bersama seluruh elemen masyarakat sebagai bentuk komitmen menjaga keamanan dan ketertiban Kabupaten Blora yang kita cintai,” ujar Bupati Arief Rohman.
Isi deklarasi tersebut meliputi:
Bupati Arief menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung kondusivitas Blora. “Alhamdulillah, hingga saat ini situasi Blora tetap aman dan terkendali. Ini berkat kekompakan seluruh elemen masyarakat,” tambahnya.
Selain deklarasi, Pemkab Blora juga menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) terkait keamanan wilayah, yang dirangkaikan dengan Doa Bersama Lintas Agama. Acara ini juga diikuti secara virtual oleh Forkopimcam dari seluruh kecamatan di Kabupaten Blora. Bupati meminta agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan di tingkat kecamatan hingga desa. “Kami di tingkat kabupaten sudah memulai. Silakan dilanjutkan di kecamatan-kecamatan bersama Forkopimcam dan seluruh unsur masyarakat,” katanya. Ia juga menyoroti pentingnya pembinaan kepada pelajar. Sebelumnya, Pemkab telah berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk mengantisipasi potensi keterlibatan siswa dalam aksi unjuk rasa anarkis yang terjadi di wilayah sekitar. “Alhamdulillah, rencana aksi yang sempat muncul kemarin berhasil dicegah. Ini menjadi pembelajaran penting untuk kita semua agar lebih melindungi generasi muda,” ungkapnya.
Wakil Bupati Sri Setyorini mengimbau kecamatan yang dianggap rawan agar lebih waspada dan memperkuat komunikasi dengan sekolah-sekolah. “Terutama Kecamatan Jati, Randublatung, Ngawen, dan Blora, agar lebih memperhatikan kondisi remaja dan pelajar di wilayahnya,” ujarnya. Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, menegaskan bahwa menjaga kamtibmas adalah tanggung jawab bersama. Ia mengajak seluruh pihak untuk menjadi agen kamtibmas di lingkungannya masing-masing. “Kami mengajak masyarakat tidak ragu beraktivitas. Kondisi Blora aman dan petugas kami selalu siaga,” jelas Kapolres.
Ia juga mengajak masyarakat aktif menyebarkan pesan damai di media sosial. “Mari kita isi media sosial dengan konten-konten positif yang mendorong kebaikan dan menjaga keharmonisan,” imbuhnya. Senada dengan itu, Dandim 0721/Blora Letkol Inf Agung Cahyono menegaskan pentingnya sinergi antara TNI, Polri, dan masyarakat. Ia mengajak seluruh tokoh agama dan masyarakat untuk tidak terpancing provokasi dan terus memberikan imbauan damai kepada umat dan warga. “Masyarakat adalah benteng utama keamanan. Jangan sampai benteng ini ditembus oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab,”jelasnya.
Ia juga menambahkan pentingnya upaya spiritual melalui doa dan ibadah untuk menjaga ketenteraman daerah. “Selain usaha lahiriah, kita juga perlu berdoa agar Kabupaten Blora selalu dalam lindungan dan kedamaian,”sebutnya. Salah satu peserta Rakor, Exi Wijaya dari organisasi Front Blora Selatan, menilai bahwa aksi unjuk rasa di beberapa wilayah sering disusupi kepentingan tertentu dan berujung kerusuhan. “Melihat situasi nasional saat ini, Forkopimda Blora sudah memberikan contoh sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam menjaga ketertiban. Ini harus kita dukung,” katanya.
Exi juga mendorong pengaktifan kembali pos kamling sebagai bentuk nyata partisipasi warga menjaga keamanan. “Kita hidupkan kembali budaya jaga desa, jaga warga, dengan mengaktifkan pos kamling di setiap RT. Rakyat membantu rakyat, warga menjaga warga,”ungkapnya. Acara ditutup dengan Doa Bersama Lintas Agama yang diikuti dengan khidmat oleh seluruh peserta, baik yang hadir langsung di Pendopo Kabupaten Blora maupun yang mengikuti secara daring melalui Zoom dari setiap kecamatan. Doa dipandu secara bergantian oleh pemuka dari enam agama: Pendeta Yulius Sukarno (Kristen), YF Hendro Cahyono (Katolik), Nyoman Arta (Hindu), Ngatmo (Budha), Ibu Liantini (Konghucu), dan H. Mustaqim (Islam).