Admin
22 Agustus 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Kebakaran sumur minyak ilegal di Dusun Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Blora, pada Minggu (17/8/2025) menjadi tamparan keras bagi Jawa Tengah. Tragedi ini bukan hanya menelan korban jiwa, tapi juga membuka mata soal bahaya pengeboran ilegal yang tanpa standar keselamatan. Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah, Sumarno, menegaskan perlunya langkah nyata untuk menata keberadaan sumur minyak rakyat. Menurutnya, penanganan segera memang difokuskan pada pemadaman api, namun jangka panjang harus ada sistem yang lebih ketat. “Risikonya besar sekali. Kalau aktivitas pengeboran tidak resmi, biasanya tak ada yang menguji aspek keamanannya. Inilah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama,” ucapnya.
Pemprov Jateng kini tengah menyiapkan tim verifikasi lintas sektor untuk memetakan dan menilai keberadaan sumur minyak rakyat. Sumarno menjelaskan, pembentukan tim ini sebenarnya sudah dirancang sebelum tragedi Gendono. “Bukan hanya di Blora, tetapi seluruh wilayah Jawa Tengah akan diverifikasi,” tambahnya. Sementara itu, Pemprov masih menunggu petunjuk teknis dari pemerintah pusat terkait aturan dan pola pengawasan. Seperti diberitakan Bloranews.com sebelumnya, sekitar 300 kepala keluarga atau kurang lebih 750 jiwa terpaksa mengungsi di rumah warga sekitar Desa Gandu.
Tragedi ini menelan tiga korban jiwa, masing-masing Tanek (60), Sureni (52), dan Wasini (50). Sementara itu, Yeti (27) bersama anak balitanya masih menjalani perawatan intensif di RS Sardjito Yogyakarta dalam kondisi kritis. Tim gabungan dari BPBD Blora, Damkar, Satpol PP, PPSDM Migas Cepu, hingga Damkar Bojonegoro juga telah terjunkan untuk melakukan pemadaman. Hingga hari kelima, Kamis (21/8/2025), api memang belum padam sepenuhnya, namun kobarannya mulai mengecil. Bahkan untuk mempercepat penanganan, empat alat berat berupa eskavator dikerahkan ke lokasi guna melakukan pengurukan pada titik semburan api.