Admin
25 Juli 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Kabupaten Blora, Jawa Tengah, memang terkenal dengan hutan jatinya. Maka tak heran, banyak masyarakat yang menjadi perajin usaha kayu jati. Kayu jati Blora dapat dijadikan berbagai macam kerajinan, mulai dari bahan pembuatan rumah, berbagai macam ukiran, hingga perabotan rumah seperti meja, kursi, sampai almari. Kayu jati Blora tidak hanya menjadi daya tarik bagi pasar dalam negeri, tetapi juga sudah merambah ke pasar luar negeri.
Direktur CV Wreksa Indonesia, Widyasintha Cokronegoro, mengatakan produk bonggol atau akar kayu jati yang dimilikinya kini sudah mampu menembus pasar ekspor. "Pertama dulu kita pernah ke Afrika Selatan tahun lalu ya, tapi enggak full kontainer. Terus ke Belanda juga awalnya coba-coba, Amerika selalu. Austria itu rutin setiap bulan, dan ini yang Selandia Baru sama Kanada," ucap dia usai pelepasan ekspor dua kontainer ke Selandia Baru, di Gedung IKM Jepon, Blora, Jawa Tengah, Kamis (24/7/2025). "Sebenarnya kita ini harusnya tiga kontainer, tapi karena namanya jadwal kapal ya ada yang maju, dan dua hari yang lalu kita kirim ke Amerika, terus besok ini minggu depan kirim lagi ke Kanada," imbuh dia.
Shinta menjelaskan untuk memenuhi permintaan pasar global, pihaknya turut menggandeng para perajin lokal industri kecil menengah (IKM), seperti dari wilayah Randublatung, Seren, Ngliron, hingga Nglebur. "Kita finishing dan kita packaging di sini," ujar dia. Produk olahan bonggol atau akar kayu jati yang dikirim ke pasar global berupa meja, kursi, almari, hingga kawakan atau recycle. "Nilai ekspornya kalau yang pertama hari ini ya sekitaran Rp 1,5 M lebih lah," kata dia. Dirinya mengakui ramainya permintaan pasar global terhadap kerajinan bonggol kayu jati tidak terlepas dari keikutsertaannya dalam ajang IFEX (Indonesia International Furniture Expo) 2025. Bahkan dalam event tersebut, terdapat pembeli dari luar negeri yang langsung membayar secara tunai dengan mata uang dollar Amerika. Menurutnya, sejumlah pembeli dari luar negeri tersebut memang sudah mengetahui kualitas kayu jati Blora. "Teman-teman buyer itu tahunya waktu di IFEX saya kasih tulisan Kabupaten Blora. Nah itu ternyata jadi daya tarik mereka, ini ternyata berarti kayu ini asli Blora. Mereka mikirnya berarti harusnya lebih murah ini karena dari sumbernya gitu," jelas dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Blora, Siswanto, mengatakan pemerintah daerah harus membantu para perajin kayu jati yang mempunyai nilai tinggi agar semakin berkembang dan mampu menembus pasar global. Menurutnya, hal tersebut sangat penting mengingat pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Blora yang masih sekitar 14 persen. "Oleh karena itu, kami akan berdiskusi nanti dengan pak Bupati supaya titik-titik yang bisa menghasilkan cuan, bisa menghasilkan ekspor, mendorong ekspor dan perdagangan ini menurut saya harus diperkuat ya dari APBD untuk ke sana ikut pameran luar negeri, ikut pameran internasional yang ada di dalam negeri tetapi skalanya internasional ini menurut saya perlu," terang dia yang juga menjabat Ketua Umum ADKASI.