Admin
21 Juli 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Menjelang Haul Sunan Pojok Blora tahun 2025, aroma jenang khas mulai tercium dari lapak-lapak pedagang yang berjejer rapi di sisi selatan Alun-alun Blora. Deretan penjual dari luar kota mulai berdatangan, menggelar dagangan dengan harapan meraih berkah dan rezeki melimpah dari momen haul tahunan tersebut. Salah satunya adalah Sri, penjual jenang asal Kabupaten Demak. Perempuan paruh baya yang akrab disapa Sri Jenang Demak ini datang lebih awal pada Kamis (17/7/2025), membawa puluhan kilogram jenang berbagai rasa. “Sudah lama setiap ada Haul Sunan Pojok berjualan di sini, saya datang ke Blora, Kamis (17/7/2025),” ungkap Sri.
Dagangan Sri bukan jenang biasa. Ia membawa variasi rasa seperti susu, coklat, duren, kelapa, hingga jenang original. Semua dijual kiloan dan bisa dicicipi sebelum dibeli. “Ini ada aneka pilihan, seperti rasa susu, coklat, duren, kelapa, dan jenang biasa. Pembeli bisa memilih dan bisa beli kiloan. Saya sudah rutin datang ke Blora untuk menjual jenang setiap ada Haul Sunan Pojok dan alhamdulilah selalu laris, semoga tahun ini juga demikian,” ucapnya. Semangat serupa juga datang dari Sam, pedagang asal Bintoro, Demak. Ia datang pada Jumat (18/7/2025) dan langsung membuka lapaknya. “Ya optimis dan semangat, semoga berkah. Tidak perlu bawa tenda sendiri, sudah disediakan petak-petak oleh panitia. Kami tinggal bayar sewa lapak jualan dan bayar listriknya,” ucapnya.
Para penjual tersebut menempati lokasi strategis di selatan Alun-alun Blora, tepat di depan kompleks Makam Sunan Pojok. Untuk mendukung kegiatan pengangkutan, jalan di sisi selatan ditutup dan pengendara dialihkan ke perempatan timur alun-alun. Pengunjung yang datang disambut dengan tawaran jenang gratis untuk dicicipi. Harga jenang dijual berkisar Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per bungkus, tergantung rasa dan jumlah pembelian. “Saya diminta follow, dan memang niatnya mau beli juga, nanti ditayangkan bersama keluarga, mumpung pengunjung belum ramai,” kata Nanik, salah seorang pembeli asal Kelurahan Mlangsen, Blora.
Haul Sunan Pojok tak hanya menjadi peringatan keagamaan, tapi juga momen mengenang jasa tokoh penting dalam sejarah Blora, yaitu Sunan Pojok, atau Syekh Abdurrohim. Beliau merupakan pejabat tinggi bidang militer Kerajaan Mataram Islam di masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613–1645). Sebagai panglima perang, Sunan Pojok memimpin pasukan Mataram melawan VOC di Batavia dan mencatat kemenangan besar pada tanggal 26 November 1626 satu-satunya kemenangan Mataram melawan VOC saat itu.
Nama-nama gelarnya beragam, di antaranya Pangeran Surobahu, Pangeran Surabaya, Pangeran Sedah, Syekh Amirullah Abdurrohim, dan Wali Pojok Blora. Diceritakan dalam Babad Ngeksi Gondo dan Babad Mentawis, Sunan Pojok juga menjanjikan pemberontakan di Tuban. Setelah berhasil, beliau jatuh sakit dan menetap di Blora, hingga akhirnya wafat.
Sebelumnya dimakamkan di Dusun Pojok, makamnya kemudian dipindahkan ke kompleks Makam Gedong oleh putranya, RM. Sumodito, yang ditunjuk sebagai Bupati pertama Blora oleh Sultan Agung. Makam Sunan Pojok kini berada di selatan Masjid Agung Baitunnur Blora, atau tepat di selatan Alun-alun kota. Lokasi ini juga menjadi tempat ziarah yang ramai setiap tahunnya.