BERITA

gambar

PETANI DAN MODERNISASI

  Admin

  15 Juli 2025

  KEJAKSAAN NEGERI BLORA

Negara kita adalah negara agraris, jika mengutip dari syair Koes Plus “Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman” maka benar adanya dan sudah selayaknya para petani menjadi tuan di negeri sendiri. Kita ingat dalam sejarah, Bangsa Eropa datang ke Nusantara hanya sekedar mengambil kekayaan alam semata. Hal demikian tidaklah mengherankan karena sebagian wilayah daratan Indonesia pada dasarnya berada di wilayah pinggiran pedesaan dengan kekayaan alam yang luar biasa. Di masa lalu tidaklah aneh kita sering melihat penduduk desa pergi ke sawah, kebun atau ladang dengan menenteng cangkul dan parang untuk mengolah sawah dan ladangnya.

Namun demikian pemandangan tersebut saat ini menjadi suatu hal yang langka, sangat jarang dijumpai generasi muda pergi ke sawah atau ladang. Kalaupun ada, hanyalah segelintir saja, selebihnya didominasi kaum tua. Sawah dan kebun bagi generasi muda tampaknya belumlah menarik untuk dijadikan obyek mata pencaharian. Generasi muda lebih banyak beralih menekuni pekerjaan lainnya, bagi mereka sawah dan ladang merupakan suatu yang “kuno” dan kurang menjanjikan. Mereka beralih pada sektor industri dalam menggantungkan rezekinya, di mana lebih pasti hasilnya.

Menurut sosiolog Selo Sumarjan, masyarakat petani cenderung digolongkan pada masyarakat yang bersifat tradisionalistik di mana mereka dalam kehidupannya lebih mengedepankan aspek “sosio–religius” dalam arti semua kehidupan dipasrahkan pada Tuhan sebagai Sang Pencipta. Selain itu pola pertanian yang bersifat tradisionalistik dapat ditandai dari beberapa hal yakni pertama penggunaan tenaga kerja manusia masih dominan, yang kedua masih bergantung pada kondisi alam dan cuaca, yang ketiga belum banyak mengenal pembagian dalam kerja dan yang keempat masih adanya ikatan tradisi yang kuat serta hubungan sosial masyarakatnya bersifat kekerabatan.

Perkembangan zaman dan perubahan struktural sosial masyarakat pedesaan berdampak pada perubahan struktur petani pedesaan dan salah satunya terjadi perubahan fundamental dalam pertanian di desa saat ini dengan ditandai mulai sulitnya mencari tenaga kerja dalam bidang pertanian. Petani generasi tua mulai berkurang tenaga serta daya pikirnya, sedangkan petani generasi muda mulai hilang dari pedesaan, mereka cenderung lebih memilih bekerja di sektor–sektor lainnya semisal pabrik, penjaga toko maupun sektor informal lainnya. Selain itu generasi muda pedesaan banyak yang meninggalkan kampung halamannya, menuju kota yang lebih menjanjikan dalam hal penghasilan dan pendapatan.

Sektor pertanian dewasa ini menjadi sorotan terlebih dengan adanya program ketahanan pangan yang dijalankan pemerintah. Dengan optimalisasi kondisi pertanian diharapkan menjadi penopang utama ketahanan pangan. Guna mencapai hal tersebut, salah satunya dengan memaksimalkan SDM desa melalui petaninya. Namun kondisi saat ini berubah adanya seiring perkembangan zaman karena arus global. Semua pihak harus mewaspadainya agar program ketahanan pangan dapat berjalan dengan baik.

KELOMPOK TANI DAN MODERNISASI

Melihat gejala tersebut, pemerintah dalam hal ini kementerian pertanian tidaklah tinggal diam. Hal tersebut direspon cepat oleh pihak instansi terkait dengan membuat sejumlah program pada sektor pertanian dan satu diantaranya adalah dengan memasukkan teknologi pertanian dalam mengelola tanah maupun tanaman. Terkait perihal minimnya generasi petani yang ada, pemerintah saat ini membuat kebijakan dengan memberikan bantuan berupa alat mesin pertanian (alsintan). Namun alsintan sendiri sampai saat ini belum maksimal dalam mendongkrak produktifitas hasil pertanian. Ada beberapa kendala yang terjadi terkait dengan bantuan alsintan itu sendiri, antara lain pertama masih minimnya pengetahuan petani dalam penggunaan alat tersebut, yang kedua petani cenderung belum yakin terhadap efektivitas keberhasilan dari alat tersebut, dan yang ketiga masih minimnya tenaga penyuluh dari instansi terkait penggunaan alat tersebut.

Menurut Talcott Parsons seorang sosiolog eropa (1902-1979)  bahwa perubahan sosial  yang ada di masyarakat haruslah diimbangi dengan suatu proses penyesuaian (adaptasi). Terkait perubahan sosial warga di pedesaan biasanya bersifat gradual (bertahap) yang berdampak pada proses penyesuaian dengan bersifat lambat. Begitu juga dengan petani desa tidak bisa dengan cepat menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Dalam hal penggunaan alsintan, diperlukan proses untuk penyesuaian terhadap kebiasaan petani. Misalnya jika sebelumnya petani memanen padi dengan cara tradisional (pakai arit) maka untuk dapat menggunakan mesin pemotong padi haruslah diajarkan secara bertahap dan perlu suatu pembuktian. Begitu juga dengan alat–alat pertanian yang lain, semisal mesin penanam padi, mesin perontok gabah, mesin pengolah tanah dan lain sebagainya.

Peran daripada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) juga sangat penting, biasanya para PPL dari instansi terkait akan bersemangat datang dan turun ke sawah jika akan ada kunjungan dari pejabat, maupun terdapat acara tertentu. Pada hari-hari biasa mereka jarang turun tangan (hands on) langsung terhadap kendala yang dihadapi petani. Disini diperlukan intensitas dan konsistensi dari para penyuluh pertanian untuk secara kontinyu memantau, semisal dengan adanya jadwal kunjungan tetap, sehingga jika terdapat kendala pada mesin maupun terkait alsintan dapat membantu para petani. Dengan intensitas kunjungan diharapkan mampu merespon setiap masukan dari petani termasuk dalam memaksimalkan penggunaan alsintan itu sendiri.

Selain itu peran daripada serikat/kelompok tani di desa juga sangatlah vital. Penyuluh pertanian datang ke suatu desa tidak mungkin memberikan penyuluhan yang bersifat individu, dan lebih efektif jika di lakukan dalam kelompok/serikat tani. Lebih dari itu dengan adanya kelompok tani, maka akan di dapatkan cara bertani yang baik termasuk efektifitas dari alsintan. Mereka akan mampu sharing pengalaman dalam mengolah maupun memasarkan hasil panennya melalui serikat tani tersebut.

Senada dengan hal tersebut, dengan adanya kelompok tani di harapkan pemerintah daerah maupun instansi terkait akan mempermudah dalam pemberian bantuan, baik berupa modal maupun alat–alat pertanian yang akan membawa pengaruh terhadap produktivitas hasil panen nantinya. Selain itu kelangkaan pupuk yang biasa menjadi kendala bagi patani akan bisa di atasi dengan adanya kelompok tani. Sehingga kedepannya petani muda akan muncul di desa–desa yang mampu bersaing dalam memberikan mata pencaharian bagi warga desa.

Dengan beberapa langkah tersebut, diharapkan program modernisasi melalui kelompok tani tidak akan berjalan ditempat dan sia-sia (muspro), namun akan mampu meningkatkan gairah anak muda desa dalam mengelola lahan sawah dan produktifitas hasil pertanian akan meningkat. Adanya perbaikan dalam alat pertanian akan merangsang bagi generasi muda dalam mengelola tanah di daerahnya. Petani muda akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi daerahnya dengan pengelolaan tanah yang mampu menghasilkan produktivitas dalam hasil pertanian.

Tentang Penulis: Dr. Hadis Turmudi, M.H., Dosen pengajar di STMIK AMIKOM Surakarta dan Penulis buku tentang masalah pedesaan, diantaranya dengan judul, Jati Diri Penggawa Desa, Teknologi Informasi di Pedesaan, Bicara Tentang Desa: Sebuah Konsep dan Gagasan, Desa Wisata: Sebuah Kebijakan Dalam Pembangunan Desa. Saat ini tercatat sebagai Dewan Pengawas Kopdes Merah Putih yang banyak melakukan penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) terkait tentang Pemerintahan Desa, Pembangunan Desa serta permasalahan desa lainnya. 

Activity Logs

There are 2 new tasks for you in “AirPlus Mobile APp” project:
Added at 4:23 PM by
img
Meeting with customer
Application Design
img
img
A
In Progress
View
Project Delivery Preparation
CRM System Development
img
B
Completed
View
Invitation for crafting engaging designs that speak human workshop
Sent at 4:23 PM by
img
Task #45890 merged with #45890 in “Ads Pro Admin Dashboard project:
Initiated at 4:23 PM by
img
3 new application design concepts added:
Created at 4:23 PM by
img
New case #67890 is assigned to you in Multi-platform Database Design project
Added at 4:23 PM by
Alice Tan
You have received a new order:
Placed at 5:05 AM by
img
New order #67890 is placed for Workshow Planning & Budget Estimation
Placed at 4:23 PM by
Jimmy Bold