Nilai Ekspor Blora Capai Rp 16 Miliar Lebih, Didorong 3 Komoditas Ini

Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop UKM) Blora mencatat nilai ekspor Kabupaten Blora mencapai belasan miliar, pada periode triwulan pertama. Hal itu diungkapkan oleh Kabid Perdagangan Siti Mas amah, Senin, 7 Juli 2025. "Nilai ekspor Kabupaten Blora mencapai 795.809 dolar, pada triwulan pertama,” ujarnya. Dikatakan, nilai itu tercatat pada 20 Juni 2025, dengan nilai pertukaran rupiah pada angka Rp 16.413,81 per dolar. "Artinya nilai ekspor Kabupaten Blora pada triwulan pertama tahun ini, mencapai Rp 13 Miliar (Rp 13.062.269.903,30)," terangnya.

Dijelaskan, pada angka ekspor yang telah di capai Kabupaten Blora pada triwulan pertama itu, terdapat tiga komoditas unggulan yang telah menembus pasar internasional.
"Komoditas unggulan kita ada di furniture kayu jati. Namun ada dua komoditas lainya lainnya, yaitu briket arang batok kelapa dan produk olahan daun kelor, yang telah menembus pasar global," terang Mas amah. "Produk olahan daun kelor saat ini menjadi daya tarik tersendiri di mata dunia. Baik digunakan untuk produk kesehatan, kecantikan dan yang lainya," imbunya.

Ditambahkan, untuk negara sasaran ekspor hasil produk Kabupaten Blora menyasar di berbagai negara, baik dari asia, Eropa dan Amerika. "Hasil olahan pelaku usaha Blora mampu menembus pasar Eropa hingga Amerika. Sebagian juga di negara-negara Timur-Tengah," ujarnya. Sebagai informasi tambahan, Kementrian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI) sedang getol memperluas diversifikasi pasar ekspor, sebagai langkah antisipatif dan solusi bagi pelaku usaha nasional. Salah satu fokus utama diversifikasi tersebut adalah mendorong ekspor ke Uni Eropa melalui kerja sama Indonesia-Europe Ekspor.

Lebih lanjut, menurut Wamendag Dyah Roro Esti Widya Putri, saat berkunjung di pabrik furniture, yang ada kawasan industri Wijayakusuma, Semarang, mengatakan potensi ekspor produk lokal Jawa Tengah memiliki potensi besar, tidak hanya menyasar pasar Amerika Serikat, namun juga ada Eropa dan negara- negara lainnya.
Bahkan saat ini, Kemendag RI sedang menggali potensi-potensi baru produk lokal, untuk menyasar negara-negara tujuan yang lebih luas.