Admin
13 Juni 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Pertamina EP Cepu akhirnya buka suara terkait penghadangan kendaraan yang dilakukan oleh sejumlah warga Desa Semanggi, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Pasalnya, sejumlah warga Semanggi itu melakukan penghadangan terhadap kendaraan berat milik Pertamina yang akan ke Ledok. Alasan penghadangan kendaraan itu, warga menuntut Pertamina untuk segera melakukan perbaikan jalan rusak yang sebelumnya telah diajukan. Humas Pertamina EP Field Cepu, Sony Aditya, mengatakan untuk kendaraan yang dihadang oleh warga sudah diperbolehkan melintas. "Unit kendaraan sudah jalan mas," katanya, saat dikonfirmasi Tribunjateng, Kamis (12/6/2025). Lebih lanjut, menurutnya pihak Pertamina akan memenuhi terkait permintaan warga, yakni melakukan perbaikan jalan yang rusak. "Dan permintaan warga untuk material pedel jalan, akan dibantu," ujarnya. Sebelumnya, sejumlah warga Desa Semanggi, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, menghadang armada dari Pertamina EP 4 Cepu. Sekretaris Desa (Sekdes) Semanggi, Ninik, menjelaskan alasan warga Semanggi menghadang armada tersebut. "Sebulan yang lalu desa membuat proposal perbaikan jalan, agar jalan yang rusak ditambal sulam, sama perbaikan selokan. Soalnya kalau hujan deras itu airnya itu ngalir ke jalan, karena nggak ada selokannya gitu," jelasnya, Kamis (12/6/2025).
Kemudian, dari pihak Pertamina hanya menyetujui sebagian ruas jalan yang diajukan untuk diperbaiki. “Nah dari pihak Pertamina itu baru ACC ruas jalan yang dari Dusun Semanggi sampai pertigaan saja. Padahal di proposalnya itu pengajuannya dari Pos Perhutani menuju Dusun Ngodo sama Dusun Semanggi ngoten," terangnya. Adapun untuk panjang ruas jalan yang diajukan sekitar 3 kilometer. Namun yang disetujui untuk dibangun hanya 1 kilometer. Ninik menyebut permintaan untuk pembangunan jalan itu, hanya sekadar diberikan pedel urug, bukan dibangun dengan paving dan lainnya. "Sudah dilakukan perbaikan tapi hanya 1 kilometer, itu sudah diurug pedel,dan dibuat selokan. Jadi kita minta itu tidak harus yang bagus, nggak harus dipaving," jelasnya. Lantaran, permintaan dari desa tidak sepenuhnya disetujui oleh Pertamina, akhirnya warga melakukan penghadangan armada dari Pertamina yang rencananya akan ke Ledok. “Penghadangan dilakukan dari kemarin jam 17.00 WIB, lalu warga membuat pernyataan sikap, armada tidak akan dilepaskan, atau tidak boleh melintas selama material untuk pembangunan jalan belum datang. Sampai sekarang armada masih di lokasi," jelasnya. Ninik menyampaikan sudah ada respon dari pihak Pertamina. Rencananya akan melakukan droping material untuk perbaikan jalan tersebut. "Perkiraan jam 15.00 WIB itu mau dropping material. Jadi armada akan dilepas kalau material sudah sampai," terangnya.