Dinkes dan Dinsos di Blora Mulai Urai Maraknya Kasus Bunuh Diri

Depresi yang mengakibatkan lansia di Blora mengakhiri hidup perlu mendapatkan perhatian. Untuk mengurai masalah tersebut, sebanyak 1.313 posyandu bisa dimanfaatkan para lansia untuk konsultasi kesehatan, selain itu Dinsos juga siapkan psikolog.

Namun, Pemdes harus proaktif jika ada lansia yang sedang dalam kondisi depresi. Baik itu karena hidup sebatang kara atau penyakit yang tidak kunjung sembuh. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora Edy Widayat mengatakan, untuk tahun ini layanan kesehatan di Posyandu sudah memakai sistem integrasi layanan primer (ILP).

Sehingga, para lansia tidak lagi dibatasi hari untuk periksa kondisi kesehatan. Bisa datang kapan saja jika perlu berobat ataupun konsultasi. ’’Tentu (para lansia) harus proaktif untuk datang ke posyandu yang sudah ada di setiap desa,” ungkapnya.

Pihaknya mencatat, saat ini sudah ada sebanyak 1.313 posyandu, dengan cakupan setiap Rukun Warga (RW) di setiap desa. Tujuannya, untuk mendekatkan pelayanan kesehatan lebih dekat kepada masyarakat. Hal tersebut menurutnya dapat mengurai masalah lansia yang merasa depresi.

Sementara, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Blora Luluk Kusuma Agung Ariadi mengatakan, untuk mengurai masalah bunuh diri di kalangan lansia akibat depresi, pihaknya telah menyediakan psikolog.

Namun, psikolog tersebut ditugaskan berdasarkan permintaan pihak pemerintah desa. ’’Apabila ada permintaan, penanganan kasus. Setelah ada permintaan dari pak kades dan pak kalur,” katanya.

Pihaknya menegaskan, dinsos selalu siap jika ada permintaan pendampingan psikologi. Memberikan pelayanan bagi lansia yang depresi. Dengan begitu harapannya bisa menekan angka bunuh diri jika lansia mengalami depresi.

Diketahui, rata-rata kasus bunuh diri di Blora terjadi pada usia lansia. Tercatat akhir tahun 2024 lalu ada 24 warga Blora yang mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Tahun ini, kasus yang sama masih menjadi kondisi yang mengkhawatirkan, di tengah angka harapan hidup blora yang tinggi.