Admin
05 Juni 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Sejumlah warga Desa Ngampel, Kecamatan Blora, yang bekerja di pabrik PT Semen Gresik (bagian dari Semen Indonesia Group/SIG) di Rembang dirumahkan.
Hal itu, imbas dari PT Semen Gresik yang per 1 Juni 2025 menghentikan operasional produksi.
Pasalnya, warga Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Rembang, memblokade jalan yang menjadi akses keluar-masuk kendaraan tambang Semen Gresik.
Hal itu membuat Semen Gresik kesulitan mendapatkan suplai bahan baku, sehingga berhenti beroperasi.
Adapun, terkait sengketa hukum, antara Semen Gresik dengan Pemerintah Desa Tegaldowo, masih terus berlangsung.
Kepala Desa Ngampel, Mohamad Astiadi Maryanto, membenarkan adanya sejumlah warganya yang menjadi karyawan di PT Semen Gresik Rembang yang dirumahkan.
“Iya betul, itu di hari Senin saya baru tahu pastinya kabar itu (Semen Gresik berhenti beroperasi).”
“Kalau sebelumnya kan hanya semacam desas-desus ada karyawan yang dirumahkan.”
"Dan hari Senin itu sudah pasti, karena yang saya tanya langsung ke warga saya yang kebetulan karyawan pabrik Semen Gresik," kelasnya, saat ditemui Tribunjateng, Rabu (4/6/2025).
Lebih lanjut, Astiadi mengatakan, jumlah warganya yang bekerja di Semen Gresik Rembang sekitar puluhan orang.
"Kalau info kemarin yang kami dengar itu sekitar 50 sampai 60 orang, warga sini yang bekerja di sana," terangnya.
Hanya saja, pihaknya belum tahu total warganya yang dirumahkan. Sebab, berdasarkan informasi yang diterimanya, tidak semua karyawan dirumahkan.
"Kalau yang dirumahkan jumlah totalnya kita belum tahu. Tapi ada yang dirumahkan," terangnya.
Menurut Astiadi, setelah mengobrol dengan seorang warganya yang kerja di Semen Gresik Rembang, ada beberapa bagian karyawan yang tidak dirumahkan.
"Kalau kabar yang kami terima kemarin sempat ngobrol sama warga saya yang dirumahkan, bahwa tidak semua karyawan itu dirumahkan, seperti security," jelasnya. Astiadi menjelaskan, puluhan warganya yang dirumahkan sementara menganggur atau belum bekerja.
"Jadi mereka masih menunggu perkembangan, kalau nanti sekiranya membaik, ya bisa masuk kembali seperti biasa, untuk sementara mereka masih nunggu," jelasnya. Menurut Astiadi, para warganya yang dirumahkan berharap agar bisa kembali bekerja seperti biasa di PT Semen Gresik di Rembang itu.
Hal itu lantaran, warga Ngampel yang jadi Karyawan di perusahaan tersebut, rata-rata sudah berkeluarga.
"Kalau harapan mereka nggih bisa beroperasi seperti sediakala, agar bisa bekerja seperti biasanya, istilahnya kalau dari mereka-mereka kan tujuannya kan cari kerja. Biar ada penghasilan untuk menghidupi keluarganya," jelasnya.
Tribunjateng sudah berupaya menghubungi pihak Humas Semen Gresik untuk meminta keterangan terkait kabar berhentinya operasional produksi dari Semen Gresik di Rembang itu.
Namun, dari pihak humas menyatakan bahwa hingga kini perusahaan belum mengeluarkan tanggapan resmi terkait berhentinya operasional produksi tersebut.(Iqs)