Admin
05 Juni 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Sejumlah warga Desa Ngampel, Kecamatan Blora, terdampak atas berhentinya operasional produksi dari PT Semen Gresik di Rembang.
Pasalnya, dikabarkan PT Semen Gresik per 1 Juni 2025 menghentikan operasional produksi.
Rifan Fauzi (28), menjadi salah seorang karyawan yang dirumahkan.
Rifan merupakan karyawan di PT Sinergi Mitra Operasi Rembang (SMOR), yang merupakan anak perusahaan dari Semen Gresik di Rembang.
Warga Desa Ngampel , Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, itu sudah bekerja di PT SMOR selama 8 tahun, sebagai operator packing. Ia masuk awal tahun 2017.
Namun, per 2 Juni 2025, Rifan bersama sejumlah karyawan lainnya dirumahkan.
Mendapatkan kabar itu, Rifan merasa bingung, lantaran belum memiliki pekerjaan lagi untuk menghidupi keluarganya ke depan.
"Saya dirumahkan sejak Senin tanggal 2 Juni. Kalau sampai kapannya saya belum tahu. Tapi katanya kalau ada kabar pabrik operasional lagi, karyawan akan dipanggil lagi untuk bekerja kembali," jelasnya, saat ditemui Tribunjateng, Rabu (4/6/2025).
Sepengetahuan Rifan, tidak semua karyawan dirumahkan. Beberapa karyawan seperti, scurity, bagian mekanik, itu ada yang tidak dirumahkan.
"Kalau yang dirumahkan, itu kebanyakan bagian kebersihan, sama operator packing," jelasnya.
Rifan, sangat berharap pabrik Semen Gresik bisa beroperasi lagi. Kehadiran Semen Gresik sangat membantu dirinya untuk menghidupi keluarga kecilnya.
Rifan memiliki dua anak. Anak pertama berusia 5 tahun, anak kedua berusia 1,5 tahun.
“Harapannya ya biar cepat dibuka lagi Mas, itu aja. Biar ada penghasilan untuk karyawan-karyawan. Karena untuk menghidupi keluarga kan. Apalagi anak saya juga masih kecil-kecil.”
"Doanya saya dan teman-teman supaya secepatnya dibuka untuk operasional secara normal dan kita bisa bekerja kembali, supaya ekonomi keluarga kami bisa terselamatkan," paparnya.
Tribunjateng sudah berupaya menghubungi pihak Humas Semen Gresik untuk meminta keterangan terkait kabar berhentinya operasional produksi dari Semen Gresik di Rembang itu.
Namun, dari pihak humas menyatakan bahwa hingga kini perusahaan belum mengeluarkan tanggapan resmi terkait berhentinya operasional produksi tersebut.(Iqs)