Admin
27 Mei 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Baru-baru ini ramai di media mengenai rencana pembangunan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Blora. Awalnya, informasi menyebutkan bahwa lokasi pembangunan akan berada di dekat Pasar Sido Makmur. Hal ini kemudian menimbulkan reaksi dari sejumlah pihak, termasuk dari kalangan perguruan tinggi lokal.
Pada saat itu, alasan keberatan belum disampaikan secara terbuka. Seiring waktu, informasi terbaru menyebutkan bahwa pembangunan rencananya akan dialihkan ke wilayah Kelurahan Balun, tepatnya di atas tanah bengkok kelurahan yang selama ini dimanfaatkan sebagai lahan pertanian produktif.
Terlepas dari berbagai perkembangan tersebut, penulis yang merupakan bagian dari masyarakat Blora berpendapat bahwa rencana pembangunan kampus UNY di Blora masih perlu dikaji ulang. Tidak dapat dimungkiri bahwa kehadiran kampus negeri sekelas UNY bisa menjadi kebanggaan tersendiri. Namun demikian, kita juga perlu mempertimbangkan apakah hibah lahan untuk UNY merupakan pilihan terbaik bagi masyarakat Blora saat ini.
Benar bahwa dengan adanya UNY di Blora, akses pendidikan tinggi menjadi lebih dekat. Namun, perlu diingat bahwa sistem penerimaan UNY bersifat kompetitif melalui berbagai jalur seleksi, sehingga belum tentu seluruh anak-anak Blora memiliki kesempatan masuk dengan mudah. Tiga jalur utama seleksi adalah SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi) yang menilai nilai rapor serta prestasi akademik dan non-akademik tanpa ujian tulis; SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes) yang didasarkan pada hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK); serta Seleksi Mandiri, yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi negeri (PTN) dengan kriteria berbeda, seperti penggunaan nilai UTBK, nilai rapor, atau tes tersendiri. Di samping itu, besarnya beban biaya seperti Uang Kuliah Tunggal (UKT) juga patut menjadi perhatian, terutama bagi keluarga dari kalangan menengah ke bawah.
Akan lebih terasa manfaatnya jika anggaran dan perhatian pemerintah daerah juga difokuskan pada program-program konkret, seperti pemberian beasiswa, atau peningkatan kapasitas kampus lokal yang sudah lebih dulu berkontribusi bagi masyarakat Blora.
Blora sendiri memiliki beberapa perguruan tinggi swasta yang masih memerlukan dukungan, seperti STAIM, STAI Al-Muhammad, STTR, dan IAI Khozinatul Ulum. Kampus-kampus ini telah berupaya memberikan akses pendidikan yang terjangkau dan dekat bagi masyarakat lokal.
Dalam konteks ini, akan lebih bijak apabila pemerintah turut memperkuat ekosistem pendidikan yang sudah ada. Dengan mempertimbangkan kondisi sosial dan ekonomi mayoritas warga Blora, kami menyampaikan harapan agar rencana pembangunan kampus UNY dilakukan dengan perencanaan matang dan mendengarkan aspirasi publik secara luas. Maka dari itu, sebelum langkah lebih lanjut diambil, diperlukan dialog terbuka antara pemerintah daerah, perguruan tinggi lokal, dan masyarakat.
Sebagai tambahan, melihat keterbatasan anggaran pembangunan di daerah, termasuk penggunaan dana pinjaman untuk infrastruktur dasar seperti jalan, rencana hibah lahan yang cukup luas kepada institusi luar seyogianya dipertimbangkan kembali secara transparan dan akuntabel.