Admin
23 Mei 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Banjir di Blora yang berdampak di 10 kecamatan dan 1.500 KK menjadi yang pertama dalam sejarah. Dengan begitu, menimbulkan banyak keprihatinan dan perhatian. Para korban banjir direncanakan akan diajukan untuk mendapatkan bantuan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora Mulyowati menyebut, tak pernah diprediksi Blora mengalami banjir dengan cakupan luas di beberapa titik seperti saat ini. Bahkan, ia menyebut kejadian ini yang pertama dalam sejarah. ”Ini pertama sepanjang sejarah Blora mengalami kebanjiran yang luar biasa," paparnya.
Menurutnya, banjir yang terjadi selama dua hari, ada Senin dan Selasa (19-20/5) mengakibatkan 1.500 KK terdampak. Paling parah di Kecamatan Kradenan mengenai Desa Sumber dan Desa Mojorembun. ”Mereka (warga Desa Sumber dan Desa Mojorembun, Red) kami ajukan mendapat bantuan ke berbagai donatur. Akan kami laksanakan secepatnya. Hari ini (kemarin, Red) rakor," jelasnya. Untuk pengajuan bantuan itu, rencananya menyeluruh, kepada 1.500 KK yang terdampak. Sebab, mereka mengalami kerugian materil. Mulai dari yang tak bisa bekerja hingga area sawah dan tanaman yang terendam.
Tak hanya itu, direncanakan hari ini (22/05) atas bencana banjir itu, Kota Sate akan dikunjungi pemerintah pusat. ”Besok (hari ini, Red) direktur kebencanaan Pak Gusri dijadwalkan ke Blora. Hari ini (kemarin, Red) ke Trenggalek. Kami arahkan ke Desa Sumber dan Mojorembun," tambahnya. Terpisah, Bupati Blora Arief Rohman turut prihatin dengan bencana banjir yang melanda di berbagai wilayah di Blora. Dia memperkirakan banyak wilayah hutan di Blora sudah gundul akibat banyak pohon ditebang.
Dari pantauan Jawa Pos Radar Kudus di lokasi kemarin, banjir tersebar di berbagai wilayah. Meliputi Desa Mojorembun, Desa Sumber, Kecamatan Kradenan; Desa Bergolo, Kecamatan Ngawen; Desa Bakah, Kecamatan Kunduran; Desa Ngingalan, Kecamatan Kedungtuban; dan Desa Ngliron, Kecamatan Randublatung. Ketinggian banjir bervariatif. Mulai 50 sentimeter sampai 2,5 meter. Banjir berasal dari luapan Sungai Wulung dan Sungai Lusi. ”Tentunya kami prihatin dan saya juga berharap ini menjadi pembelajaran untuk kita semua. Nanti kita akan tata lagi," kata Arief Rohman.
Arief Rohman menuturkan, selain karena curah hujan yang tinggi, banjir yang melanda beberapa wilayah di Bumi Samin juga disebabkan beberapa faktor. Ditambah kondisi hutan banyak yang sudah gundul. ”Banyak pohon yang ditebangi. Memang ini karena curah hujan yang sangat tinggi dan di beberapa daerah memang mungkin karena faktor alam,” ucapnya. Ia menyampaikan, faktor hutan yang sudah ditebang seperti di Desa Jurangjero dan Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo. Air tak bisa tertahan dan langsung masuk ke desa tersebut. Selain itu, juga terjadi di Kecamatan Randublatung. ”Nanti akan kami evaluasi masing-masing lokasi itu penyebabnya apa. Seperti di Embung Keruk itu, karena lokasinya pinggir hutan. Nah, hutannya sudah banyak yang gundul, sehingga mengakibatkan luapan,” jelasnya.