Polres Blora tangani perkara dugaan penipuan ratusan juta pembelian material

Pihak Kepolisian Resor Blora hingga kini masih menangani kasus dugaan penipuan senilai ratusan juta rupiah sejak tahun 2019, pelapor atas nama Mursidi (kini almarhum) warga Desa Jurangjero, Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora, dan terlapor atas nama Mujiono. Kasatreskrim Polres Blora AKP Selamet mengatakan pihak terlapor sudah dihubungi penyidik Polres Blora namun posisi terlapor saat ini di Jakarta. "Tim penyidik sudah komunikasi, terlapor saat ini berada di Jakarta. Untuk sisa pembayaran material kisaran Rp300 juta," kata dia. "Info dari terlapor ke penyidik, sudah dibuatkan undangan untuk pemanggilan. Perkembangan selanjutnya, nanti dikabari," katanya melanjutkan. Kanit Tipikor Polres Blora Iptu Junaidi menyampaikan dalam waktu dekat Polres Blora akan segera gelar perkaranya dan kasih kepastian hukum terkait perkaranya Sebelumnya, Kepolisian Resor Blora diminta tidak ragu dalam menangani dugaan kasus tindak pidana penipuan dan penggelapan dalam pembelian material bangunan yang dilakukan oleh Mujiono (terlapor) kepada alm. Mursidi (pelapor) warga Desa Jurangjero, Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora Jawa Tengah. "Terlapor diketahui merupakan oknum pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) di instansi pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Blora Jawa Tengah, diduga melakukan tindak pidana penipuan dan penggelapan dalam pembelian material bangunan," kata anak kandung alm Mursidi, Hendri Purwanto di Blora, Selasa (6/5). Menurutnya, aduan pelapor yang dilayangkan melalui sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT) Polres Blora ini telah diterima dan tertuang dalam surat tanda terima laporan pengaduan polisi (STTLP) nomor STTLP/210/X/2023/Jateng/Res Blora tertanggal 6 Oktober 2023. "Laporan pelapor telah diajukan ke Polres Blora sejak tahun 2019 dan diperkuat dengan surat penyataan kesepakatan pembayaran yang dibuat terlapor," terang pria yang akrab disapa Ncies. Ia menceritakan kronologis dugaan kasus penipuan yang menimpa ayah kandungnya tersebut bermula dari transaksi pembelian material bangunan oleh Mujiono (terlapor), warga perumahan permata hijau, Desa Ngotet, Kabupaten Rembang Jawa Tengah, yang diketahui pensiunan dinas di Blora. "Terlapor ini membeli material dari pelapor untuk lima lokasi proyek di Kabupaten Blora dengan total nilai transaksi mencapai Rp511.450.000. Dari nominal tersebut pelapor baru membayar Rp175 juta dan menyisakan tunggakan sebesar Rp336.450.000," terangnya. Menurut Hendri, terlapor sempat menyelesaikan kekurangan pembayaran pada tanggal 13 Mei 2019 melalui surat penyataan bermaterai dan berjanji segera melunasi dalam tiga tahap. "Bulan Mei 2019, terlapor melakukan pembayaran sebesar Rp25 juta, kwitansi terlampir. Sementara untuk tahap kedua dan ketiga yakni tanggal 20 Agustus 2019 sebesar Rp100 juta dan pembayaran ketiga pada 30 Desember 2019 sebesar Rp211.450.000, terlapor belum menunjukkan itikad sebagai warga yang baik dan mengingkari janji dalam kesepakatan," ungkapnya. Menurutnya, layang aduan almarhum ayahanda hanya direalisasi pembayaran pertama sebesar Rp25 juta pada 6 Oktober 2023, sisanya belum terealisasi. Anak kedua pasangan dari alm. Mursidi dan Mindarsih tersebut meminta kepada seluruh aparat penegak hukum (APH) Polres Blora agar mengusut tuntas kasus ini sesuai hukum yang berlaku karena kejadian sudah enam tahun lamanya. "Enam tahun berjalan, kasus almarhum terkesan berlarut-larut. Semoga, Polres Blora beserta jajaran benar-benar dapat menjadi tuntunan, pengayom dan pelindung masyarakat," ungkapnya.