Admin
29 April 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Dalam rangka memperingati Hari Bumi Sedunia, Lembaga Putra Bangsa (PB) bersama Yayasan Adopsi Hutan Jawa Timur (YAH-JT), LBH Kinasih, Red Justicia Law Firm, Media Cahaya Terang Nusantara, serta sejumlah komunitas dan individu, menggelar Cepu Earth Day Festival (CEDF) 2025 di Taman Budaya Cepu, Minggu (27/4/2025).
Ketua panitia, Dwi Rizky Setiawan, menyebutkan kompleksitas masalah lingkungan di Cepu sebagai miniatur persoalan nasional.
“Tema yang kami angkat, Rawat bumi lewat tindakan nyata, Cepu ASRI, HIJAU dan SEHAT,” ungkapnya.
Ia menyoroti tingginya aktivitas ekonomi di Cepu yang tidak diimbangi dengan kesadaran lingkungan, mulai dari tumpukan sampah di bantaran Bengawan Solo, minimnya ruang terbuka hijau (RTH), hingga penggunaan plastik sekali pakai.
“Menyadari berbagai hal tersebut, maka dibutuhkan upaya bersama dengan melibatkan multi stakeholders untuk mewujudkan Cepu sebagai Smart and Green City with a Social Justice and Inclusion,” ujarnya.
Ketua PB, R. Darda Syahrial, SH, MH, menambahkan, CEDF 2025 menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi, meningkatkan kesadaran lingkungan, sekaligus memberi ruang kreativitas bagi kaum muda.
“Kita meneguhkan komitmen Our Power, Our Planet! melalui event ini,” tambah Dwi Rizky.
Kegiatan festival meliputi gerakan penghijauan, orasi lingkungan bertajuk Cepu Earth Day Speak Up, pementasan seni, kampanye produk ramah lingkungan oleh UMKM, serta sosialisasi program ekologi pemerintah.
Dukungan terhadap acara ini juga disampaikan oleh berbagai pihak. Sekretaris DPUPR Blora, Nidzamudin Al Hudda, ST, menekankan pentingnya konservasi alam untuk mencegah kekeringan.
“Penanaman pohon harapannya supaya Blora dan Cepu menjadi hijau dan bermanfaat bagi kita semua. Pemerintah mensupport, tapi pelaku utama tetap masyarakat,” tegasnya.
Senada, Kepala DLH Blora, Istadi Rusmanto, ST, MM, berharap kegiatan seperti ini dapat terus rutin digelar.
“Dengan acara seperti ini kita digugah untuk peduli dan berpartisipasi melestarikan lingkungan. Ke depan, bisa dikemas lebih meriah dengan senam bersama, kuliner, hingga kerja bakti,” katanya.
Dari sisi legislatif, anggota Komisi D DPRD Blora, Gus Husen, mengingatkan bahwa merawat bumi juga bagian dari ajaran agama.
“Menanam pohon merupakan salah satu bentuk ibadah,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Blora, Dasiran, S.Ag., M.Si., menegaskan pentingnya memperbanyak RTH dalam penataan ruang kota.
“Taman Budaya Cepu ini menjadi salah satu langkah menghijaukan kembali wilayah kita,” jelasnya.
Camat Cepu, Endah Ekawati, S.Sos., M.Si., juga mengapresiasi semangat kolektif dari berbagai elemen masyarakat.
“Semoga semangat ini terus menjadi komitmen bersama, tidak hanya saat festival saja,” katanya.
Putut Prabowo dari YAH-JT menambahkan, kegiatan ini menjadi awal gerakan berkelanjutan untuk meningkatkan serapan emisi karbon.
“Kita menargetkan peningkatan serapan karbon sampai 47 persen, salah satunya melalui vegetasi,” ungkapnya.
Sebagai simbolisasi, acara ditutup dengan penyerahan bibit tabebuya dan penanaman pohon bersama para pejabat dan pegiat lingkungan.