Admin
29 April 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Kegiatan Cepu Earth Day Festival (CEDF) 2025, digelar di Taman Budaya Cepu, Blora, Minggu, (27/4/2025). Acara itu digelar dalam rangka memperingati Hari Bumi Sedunia (Earth Day), yang selalu diperingati pada tanggal 22 April setiap tahunnya. Ketua panitia penyelenggara, Dwi Rizky Setiawan, menjelaskan Kawasan Cepu dan sekitarnya menjadi miniatur kompleksitas masalah lingkungan. “Tema yang kami angkat, Rawat bumi lewat tindakan nyata, Cepu ASRI, HIJAU dan SEHAT,” katanya. Lebih lanjut, pihaknya menyampaikan kecamatan Cepu berkembang menjadi pusat ekonomi, sosial dan budaya di daerah batas antara dua kabupaten (Blora dan Bojonegoro) dan dua provinsi (Jawa Tengah dan Jawa Timur). “Tingginya tingkat aktivitas dan mobilitas masyarakat di kawasan ini faktanya mengalami ketimpangan dengan upaya bersama dalam mengelola dan menjaga kualitas lingkungan hidupnya secara layak sesuai indeks kualitas lingkungan. Sampah yang menggunung dan tidak terpilah (bercampur) di bantaran sungai Bengawan Solo, minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berkualitas secara vegetatif, minimnya kesadaran pembuatan sumur resapan dan biopori pada kawasan bangunan-bangunan hingga masih tingginya penggunaan kemasan plastik sekali pakai menjadi wajah suram Cepu saat ini,” terangnya.
Padahal Cepu merupakan mercusuar peradaban dan social trend setter dari kawasan Blora (terutama bagian timur) dan Bojonegoro (terutama bagian barat). "Segala hal yang berkembang di Cepu berpotensi untuk ditiru dan dilakukan, terutama remaja dan kaum muda di kawasan sekitarnya," paparnya. Sementara itu, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, Nidzamudin Al Hudda, menyampaikan bahwa DPUPR dalam rangka untuk melestarikan alam diberikan amanah untuk mengatur tata ruang di Kabupaten Blora. “Jadi untuk menjadikan alam yang harmoni, ini perlu ditata sehingga ada ruang terbuka hijau seperti ini. Jadi saya sangat berterima kasih utuk acara hari ini, karena penanaman pohon, harapannya supaya Blora dan Cepu khususnya menjadi hijau dan sangat bermanfaat bagi kita,” katanya. Pihaknya menyampaikan konservasi alam sangat penting, karena, salah satunya, di Kabupaten Blora itu, kalau musim kemarau adalah sangat kekurangan air. “Ada beberapa daerah yang kekurangan air, salah satunya disebabkan oleh pohon-pohon yang berkurang, jadi kita perlu menanam pohon-pohon yang, kalau bisa yang sahabat air, seperti beringin atau yang lainnya,” jelasnya.
Namun, yang sangat dibutuhkan adalah partisipasi dari masyarakat, karena pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. “Pemerintah mensupport, pelaku utama adalah masyarakat dalam melestarikan alam ini, dan jangan lupa untuk selalu berperilaku sehat. Jaga kebersihan lingkungan masing-masing, terutama di Cepu, kalau musim hujan banyak air, sehingga terjadi banjir, dan alhamdulilah kita bisa bekerja bakti dengan masyarakat Cepu,” terangnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora Istadi Rusmanto, memberikan apresiasi terselenggaranya acara tersebut. “Saya memberi apresiasi kepada teman-teman semuanya, khususnya dari Lembaga Putra Bangsa, dalam hal ini terkait hari bumi,” kata Istadi. Ia menyebut, kondisi bumi kita, bisa dibilang baru sakit, yang disebabkan banyak faktor. Sehingga dengan acara itu bisa menggugah kita semuanya untuk peduli, partisipasi melestarikan lingkungan. “Luas Taman Buaya Cepu ini hampir 8 hektare, jadi untuk kegiatan yang sifatnya mendatangkan publik, bisa berpusat disini. Saya yakin, kita butuh kerja sama dari masyarakat sekitarnya untuk menata. Kalau ke depan, nanti ramai, harapan kami PKL yang ada di Taman 1.000 lampu bisa pindah disini. Nanti bisa ditata lagi, sehingga lebih bersih,” paparnya.