Blora Menuju Lumbung Pangan Nasional: 10 Desa Organik dan Duta Pangan Milenial Jadi Penggerak

Kabupaten Blora, Jawa Tengah, makin serius dalam mewujudkan ambisi sebagai lumbung pangan nasional. Komitmen itu ditandai dengan pengukuhan sepuluh desa organik sekaligus penetapan Duta Pangan Milenial yang kini tersebar di seluruh 295 desa/kelurahan se-Blora.

Upaya tersebut merupakan bagian dari strategi besar Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) untuk mendukung swasembada pangan sesuai program pemerintah pusat.

Pengukuhan dilakukan dalam rangkaian Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan yang digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora pada Rabu (16/4/2025). Dalam acara tersebut, Bupati Arief Rohman bersama Kepala DP4 Ngaliman menyerahkan piagam kepada para kepala desa yang telah mendeklarasikan wilayahnya sebagai desa organik percontohan.

Selain itu, sebanyak 16 pemuda perwakilan dari masing-masing kecamatan juga menerima piagam sebagai simbol penetapan mereka sebagai Duta Pangan Milenial.

Desa-desa yang dikukuhkan meliputi Desa Palon (Jepon), Andongrejo (Blora), Sidorejo, Gondel, Bajo, serta Pulo (Kedungtuban), Sumber (Kradenan), Pengkoljagong (Jati), Sendangwungu (Banjarejo), hingga Gembyungan (Randublatung). Sementara itu, para duta milenial berasal dari kalangan petani muda berbagai komoditas seperti sayuran, buah-buahan hingga peternak ikan maupun hewan ternak lainnya.

Menurut Kepala DP4 Ngaliman, keberadaan duta milenial di seluruh wilayah menjadi motor penggerak regenerasi petani unggulan sekaligus pelopor inovasi pertanian berkelanjutan. Salah satu terobosan andalan adalah program “Sejuta Kotak Umat” berupa pemanfaatan kotoran ternak untuk pembuatan pupuk organik ramah lingkungan—sejalan dengan potensi besar sektor peternakan lokal.

"Mereka akan menjadi pelopor dan inspirasi bagi masyarakat dalam regenerasi petani unggulan," ujar Ngaliman.

Ke depan Pemkab Blora akan menggandeng Babinsa TNI guna memperluas implementasi inovasi sejuta kotak umat agar manfaatnya semakin dirasakan masyarakat luas. Hal ini didorong oleh fakta bahwa produksi padi Kabupaten Blora telah mencapai angka 630 ribu ton—terbesar keenam se-Jawa Tengah—dan capaian luas tanam musim kedua sudah melampaui target Kementerian Pertanian yakni sebesar 25.475 hektare dari target awal 20 ribu hektare.

Bupati Arief Rohman menyampaikan apresiasi kepada seluruh stakeholder pertanian atas kerja keras membangun sektor pertanian daerah secara kolaboratif dan inovatif selama dua tahun terakhir sehingga membawa predikat Kabupaten Terinovatif bagi Blora berkat program-program seperti Kotak Sejuta Umat serta pemberdayaan Petani Millennial.

Lebih lanjut Bupati mendorong agar semangat membangun pertanian sehat berbasis organik dapat menular ke lebih banyak desa lain melalui pendampingan intensif bersama mitra strategis seperti Pertamina Foundation yang sebelumnya telah sukses menjalankan pilot project di Bajo dan Sidorejo.

"Kami ingin Blora menjadi lumbung pangan nasional yang sehat dan menguntungkan. Tidak hanya teknologi, sumber daya manusia (SDM)-nya juga harus disiapkan," tegasnya.

Tak hanya fokus pada teknologi budidaya modern maupun penyediaan alat mesin tani serta benih berkualitas tinggi lewat sinergi lintas dinas terkait; Pemkab juga tengah mempersiapkan pendirian Politeknik Agro Industri demi mencetak SDM unggul bidang pertanian-peternakan-perikanan-kehutanan agar masa depan ketahanan pangan benar-benar terjamin oleh generasi muda profesional asal daerah sendiri.

Dengan langkah-langkah strategis tersebut Kabupaten Blora optimistis mampu menjadi lumbung pangan nasional berbasis sistem agribisnis sehat-berkelanjutan sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat setempat secara merata.