Admin
23 April 2025
KEJAKSAAN NEGERI BLORA
Kabupaten Blora membukukan surplus produksi beras sebesar 70 persen pada 2025, melampaui kebutuhan konsumsi lokal. Capaian itu makin mengukuhkan posisi Blora sebagai salah satu penyangga pangan nasional, dengan produksi padi mencapai 639.000 ton atau setara 310.000 ton beras.
Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora, Ngaliman, mengungkapkan, kebutuhan beras warga Blora hanya 73.000 ton per tahun, atau sekitar 24 persen dari total produksi. "Artinya, surplus kami mencapai 76 persen. Ini kontribusi nyata Blora untuk ketahanan pangan Indonesia," tegasnya dalam Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan, Rabu (16/4/2025).
Gabah hasil panen petani Blora tidak hanya diserap Bulog—yang mencatatkan Blora sebagai penyerap gabah terbanyak kedua di eks-Karesidenan Pati—tetapi juga oleh pelaku usaha swasta. Selain beras, Blora juga unggul sebagai produsen jagung terbesar kedua di Jawa Tengah dengan produksi 430.000 ton, hanya di bawah Kabupaten Grobogan.
Bupati Blora, Arief Rohman, menyatakan syukur atas capaian ini. "Surplus 76 persen membuktikan Blora sudah swasembada beras dan siap mendukung pangan nasional," ujarnya usai memimpin panen raya serentak di Desa Jepangrejo. Ia menyebut, luas panen Maret 2025 bahkan menembus peringkat 8 nasional, menunjukkan tingginya semangat bertani masyarakat.
Menurut Bupati Blora, faktor pendorong surplus ini antara lain kebijakan pemerintah pusat mempermudah akses pupuk dan alat mesin pertanian (alsintan), Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah Rp6.500/kg yang stabil serta luas tanam Musim Tanam (MT) II melebihi target, dari 20.000 Ha menjadi 25.475 Ha.
Ke depan, Blora berkomitmen memperkuat inovasi pertanian untuk mempertahankan posisinya sebagai lumbung pangan nasional.